Kamis, 19 Mei, 2022
bandungpunyaberita
  • Home
  • Nasional
  • Jawa Barat
  • Bandung
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Persib
  • Update
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Jawa Barat
  • Bandung
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Persib
  • Update
No Result
View All Result
bandungpunyaberita
No Result
View All Result

Walikota Bandung Prioritaskan Maggot Dan Biopori Vertikal Untuk Pengolahan Sampah

REDAKSI by REDAKSI
6 Januari 2020
in Bandung, Update
0
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


Setelah mengaji berbagai macam metode pengolahan sampah organik, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial memutuskan untuk memprioritaskan penggunaan maggot dan teknik biopori vertikal. Keduanya dinilai paling memberikan banyak manfaat dan relatif mudah diimplementasikan. 

Hal itu juga merupakan bagian dari program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah (Kang Pisman). “Dua ini akan kita dorong kepada masyarakat karena lebih mudah,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Senin (6/1/2020).

Maggot adalah larva lalat tentara hitam atau yang lebih populer disebut Black Soldier Fly (BSF). Sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik dalam waktu 24 jam.  

Selain itu, maggot mengandung protein tinggi dan kandungan gizi yang baik untuk pakan ikan dan unggas. Oded melihat sisi ekonomis lain dari penggunaan maggot untuk mereduksi sampah organik. “Maggot ini bisa untuk pakan ikan dan ayam. 

Apalagi kalau nanti diolah, masyarakat didorong untuk memproduksi industri pakan sendiri dengan campuran bekatul. Sehingga optimal, sampahnya selesai, nilai ekonominya juga maksimal,” jelasnya.

Lain halnya dengan biopori vertikal yang lebih banyak menggunakan perangkat meskipun sederhana. Metode ini menggunakan pipa untuk menampung sampah organik. Tak seperti biopori pada umumnya, biopori vertikal dibuat dengan cara menancapkan pipa sepanjang dua meter ke tanah sedalam 0,5 meter. Pipa ini lalu diisi dengan sampah dan dibiarkan membusuk hingga terurai. 

“Ini sudah dilakukan. Waktu saya ke Penang, Malaysia waktu itu. Ini yang paling efektif di India. Mudah-mudahan di Kota Bandung setelah ada beberapa contoh. Lebih simpel,” katanya. Oded pun akan meminta jajarannya menyosialisasikannya kepada masyarakat tentang kedua metode ini. 

Meskipun begitu, ia tak menghalangi warganya jika ingin mengolah sampahnya dengan metode lain, misalnya peuyeumisasi atau takakura. “Kalau mau cara lain tidak masalah, mereka bebas memilih. Asal, sampahnya diolah,” ujarnya.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Previous Post

Banjir Bekasi Surut, Emil Berharap Bendungan Srimahi dan Ciawi Segera Rampung

Next Post

PKL Tidak Lagi Berjualan Di Trotoar GOR Saparua.

Next Post

PKL Tidak Lagi Berjualan Di Trotoar GOR Saparua.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

“Kopi Salapan Gunung”, Kopi Asli Jawa Barat Yang Melegenda

“Kopi Salapan Gunung”, Kopi Asli Jawa Barat Yang Melegenda

19 Mei 2022
Hj. Sari Sundari Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan Bersama Warga Bojongsoang

Hj. Sari Sundari Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan Bersama Warga Bojongsoang

19 Mei 2022
Program Kemitraan Closed Loop Di Sukabumi Kini Petani Memiliki Kepastian Harga

Program Kemitraan Closed Loop Di Sukabumi Kini Petani Memiliki Kepastian Harga

19 Mei 2022
  • MANAJEMEN
  • PEDOMAN MEDIA CYBER
Call : 0812 2494 0310

© 2022 bandungpunyaberita.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Jawa Barat
  • Bandung
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Persib
  • Update

© 2022 bandungpunyaberita.com

%d blogger menyukai ini: