Musibah banjir yang terjadi di wilayah Jakarta, membuat KOI menilai jika tidak diatasi mulai dari sekarang akan berpengaruh kepada kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Karena banjir besar, banyak sarana dan prasarana level internasional yang rusak. Salah satunya trek BMX di Pulo Mas.
Karena terendam air banjir, imbasnya lapiran trek balapan yang diklaim sebagai venue terbaik dunia ini mengalami kerusakan. Pasir di layer pertama lintasan mengelupas, pasirnya terbawa banjir.
Kejadian ini membuat Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari berharap Indonesia punya early warning system bencana alam. Kesiapan tersebut penting mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Hal itu berkaca pada pengalaman di SEA Games kemarin. Saat pelaksanaan multi event olahraga se-Asia Tenggara akhir tahun lalu, Filipina sebagai tuan rumah sedang dilanda badai tropis Kammuri.
“Saat SEA Games kemarin, Filipina lebih pengalaman soal early warning system bencana ketimbang Indonesia. Harusnya kita juga punya yang seperti itu,” katanya. Saat itu, pemerintah Filipina menyebarkan early warning system melalui pesan singkat.
“Di Filipina empat hari sebelum adanya typoon, kami semua sudah diberikan peringatan melalui pesan singkat. Alarm di telepon selular masing-masing berbunyi. Early warning system mereka ini terintegerasi langsung dengan provider,” kata Oktohari menjelaskan seperti yang dikutip dari rilis KOI, Jumat, 10 Januari 2020.
Dirinya berharap, hal tersebut bisa dicontoh oleh Indonesia. Pemerintah dimintanya bisa segera mungkin membuat early warning system bencana supaya masyarakat bisa mengantisipasi terjadinya bencana sejak dini. Apalagi bila banjir yang melanda Jakarta ini disebut sebagai siklus 10 tahunan.
“Kita sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade. Kalau ini dibilang banjir siklus tahunan, bagaimana nanti kita jadi tuan rumah kalau masih banjir. Kita harus menggunakan persepsi positif, karena hal itu bisa menjadi konsederasi untuk menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade. Kalau kita menunjukkan persiapan dengan perbaikan yang matang hal-hal seperti ini bisa jadi antisipasi,” ditambahkannya.
Menurutnya perlu peran seluruh stakeholder olahraga Indonesia untuk bisa mengatasi masalah ini. Bila memang ingin Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade nanti.