Walikota Bandung Prioritaskan Maggot Dan Biopori Vertikal Untuk Pengolahan Sampah

- Penulis Berita

Senin, 6 Januari 2020 - 17:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Setelah mengaji berbagai macam metode pengolahan sampah organik, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial memutuskan untuk memprioritaskan penggunaan maggot dan teknik biopori vertikal. Keduanya dinilai paling memberikan banyak manfaat dan relatif mudah diimplementasikan. 

Hal itu juga merupakan bagian dari program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah (Kang Pisman). “Dua ini akan kita dorong kepada masyarakat karena lebih mudah,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Senin (6/1/2020).

Maggot adalah larva lalat tentara hitam atau yang lebih populer disebut Black Soldier Fly (BSF). Sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik dalam waktu 24 jam.  

Selain itu, maggot mengandung protein tinggi dan kandungan gizi yang baik untuk pakan ikan dan unggas. Oded melihat sisi ekonomis lain dari penggunaan maggot untuk mereduksi sampah organik. “Maggot ini bisa untuk pakan ikan dan ayam. 

Apalagi kalau nanti diolah, masyarakat didorong untuk memproduksi industri pakan sendiri dengan campuran bekatul. Sehingga optimal, sampahnya selesai, nilai ekonominya juga maksimal,” jelasnya.

Lain halnya dengan biopori vertikal yang lebih banyak menggunakan perangkat meskipun sederhana. Metode ini menggunakan pipa untuk menampung sampah organik. Tak seperti biopori pada umumnya, biopori vertikal dibuat dengan cara menancapkan pipa sepanjang dua meter ke tanah sedalam 0,5 meter. Pipa ini lalu diisi dengan sampah dan dibiarkan membusuk hingga terurai. 

“Ini sudah dilakukan. Waktu saya ke Penang, Malaysia waktu itu. Ini yang paling efektif di India. Mudah-mudahan di Kota Bandung setelah ada beberapa contoh. Lebih simpel,” katanya. Oded pun akan meminta jajarannya menyosialisasikannya kepada masyarakat tentang kedua metode ini. 

Meskipun begitu, ia tak menghalangi warganya jika ingin mengolah sampahnya dengan metode lain, misalnya peuyeumisasi atau takakura. “Kalau mau cara lain tidak masalah, mereka bebas memilih. Asal, sampahnya diolah,” ujarnya.

Berita Terkait

Berkat Laporan Masyarakat, Polres Bandung Berhasil Ungkap Jaringan Curanmor, Penadah Hingga Pemalsuan STNK
Keberadaan Macan Tutul Lepas Berhasil Dievakuasi Tim Gabungan Pemkot Bandung
Prof.Dr.Ir. Indra Djati Sidi,Lemhannas Dukung Strategi Pembangunan
Ribuan Tenaga Non ASN Kota Bandung Akhinya Peroleh Kepastian Status
Hati-Hati 3 Aplikasi Ini Bisa Curi Data Pribadi di HP Kamu
Mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana Hirup Udara Bebas Setelah Jalani 4 Tahun Penjara
Menuju Kerukunan yang Hakiki: Reuni Emas Angkatan ’75 Perguruan Wahidin Berlangsung Meriah
Perhutani Bandung Utara Perpanjang Perjanjian Kerjasama Wisata Dusun Bambu

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 11:33 WIB

Hati-Hati 3 Aplikasi Ini Bisa Curi Data Pribadi di HP Kamu

Selasa, 23 September 2025 - 14:11 WIB

Para ASN Kota Bandung Wajib Lulus Pendidikan Anti Korupsi

Senin, 1 September 2025 - 15:21 WIB

Tantangan dan Peluang Indonesia sebagai Kekuatan Menengah dalam Transisi Menuju Tata Dunia Baru: Perspektif Arsitektur Keamanan Indo-Pasifik

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 12:38 WIB

Kongres Persatuan Wujud Indepensi PWI, Pernyataan Hendry Soal Adanya Intervensi Dinilai Menyesatkan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:04 WIB

Berikut Nama-nama Anggota DPR yang Diduga Terima Dana CSR BI

Minggu, 17 Agustus 2025 - 13:18 WIB

Wali Kota Bandung Menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan HUT RI Ke- 80 di Plaza Balai Kota

Kamis, 14 Agustus 2025 - 02:38 WIB

“Sikap Partai Perubahan Baru (PAPERBA) Atas Problematika Pajak”

Selasa, 5 Agustus 2025 - 14:42 WIB

Kajian Ahad Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri : “Tasawuf Seni Menjernihkan Hati dan Menghidupkan Akhlak”

Berita Terbaru