BandungPunyaBerita. Com, Jakarta, 18 April 2025 — Kabar duka menyelimuti keluarga besar Gereja Katolik Indonesia dan umat Katolik di lingkungan TNI-Polri. Romo Letkol (Purn) Stanislaus Sutopanitro, Pr, imam sepuh yang dikenal sebagai pelayan rohani militer dan penggerak pastoral sosial, berpulang pada Jumat Agung, pukul 19.45 WIB, di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, dalam usia 90 tahun.
Lahir di Yogyakarta pada 16 Mei 1934, Romo Sutopanitro adalah putra daerah Klaten yang mendedikasikan hidupnya sepenuhnya untuk Gereja dan bangsa. Ia ditahbiskan sebagai imam pada 2 Juli 1963 di Gereja St. Ignatius, Paroki Kotabaru, Yogyakarta. Sejak tahbisan itu, pengabdiannya berlangsung lebih dari enam dekade dalam berbagai medan pelayanan, baik di keuskupan, militer, maupun karya sosial kemanusiaan.
Wakil Uskup untuk Umat Katolik di Lingkungan TNI-Polri, Romo Kolonel Yos Bintoro, Pr, menyampaikan kabar ini secara resmi dan menyebut almarhum sebagai sosok imam yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
“Beliau merupakan teladan hidup yang mengagumkan. Baik dalam pelayanan di lingkungan TNI-Polri, karya sosial, maupun kehidupan paroki, Romo selalu menunjukkan semangat kesiapsediaan yang tulus,” ujar Romo Yos.
Jejak panjang pengabdian Romo Sutopanitro mencerminkan komitmennya sebagai imam dan patriot sejati. Ia pernah menjabat sebagai:
– Pastor Rekan di Katedral Jakarta (1963–1967)
– Pastor Tentara Kodam V/Jaya dan Pembina Tapol di Pulau Buru, Nusa Kambangan (1966–1967)
– Kepala Dinas Binrohkat TNI AL dengan pangkat Letnan Kolonel Tituler (1976–1978)
– Pastor Mabesal (1978–1986)
– Koordinator Bintal Mabes Hankam untuk wilayah Timor Timur (1978–1992)
– Anggota Tim Penelitian ABRI (1986–1992)
– Dan sejak 1987 hingga wafat, menjadi Pastor Rekan Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading.
Laksamana Pertama TNI (Purn) BMY Darbagus, umat Paroki St. Yakobus, turut menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian Romo yang menjadi panutan banyak umat.
“Kami sangat kehilangan. Romo Sutopanitro adalah figur gembala yang rendah hati, tegas, dan penuh cinta. Beliau bukan hanya pastor kami, tapi juga sahabat dan penuntun rohani,” ungkapnya.
Romo Stanislaus dikenang sebagai sosok bersahaja, bersetia dalam tugas, dan tak pernah berhenti melayani, bahkan hingga usia senjanya. Kepergiannya di hari suci Jumat Agung menjadi simbol perpisahan yang penuh makna: seorang gembala yang telah menyelesaikan tugasnya dengan setia, kembali ke Rumah Bapa dalam damai.
Informasi mengenai misa arwah dan prosesi pemakaman akan diumumkan lebih lanjut oleh Keuskupan Agung Jakarta dan Paroki St. Yakobus.
Selamat jalan Romo Sutopanitro. Jasamu dalam iman dan pengabdian akan selalu kami kenang. Requiescat in pace.
Editor: Beny