Kajian Ahad Ust Sofyan Sauri: “Indahnya Berbakti Kepada Orang Tua Sebelum Penyesalan Datang”

- Penulis Berita

Minggu, 18 Mei 2025 - 14:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri. M.Pd. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri. M.Pd. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandungpunyaberita.com – Kajian Ahad bersama Ust.Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. yang rutin dilakukan setiap hari Minggu dan dilaksanakan secara hybrid (offline & online), pada edisi kali ini, 18 Mei 2025 membahas Surah Al-Isra Ayat 24 : mengusung tema “Indahnya Berbakti Kepada Orang Tua Sebelum Penyesalan Datang” berikut materi kajian yang sudah redaksi rangkum.

Landasan Teologis

َاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ ۝٢٤

Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil. (QS Al-Isra’:24)

Interpretasi Para Mufasir

Tafsir Al-Muyassar

Dan bersikaplah kepada ibu-ibu dan bapak-bapakmu dengan merendah dan tawadhu sebagai bentuk sayang kepada mereka, dan mohonlah kepada Tuhanmu agar berkenan menyayangi mereka berdua dengan rahmat-Nya yang luas semasa mereka masih hidup maupun setelah wafat, sebagaimana mereka dahulu bersabar dalam mendidikmu semasa masih kecil, yang tak berdaya lagi tak punya kekuatan.

Tafsir Jalalayn

(Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya berlaku sopanlah kamu terhadap keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya (dan ucapkanlah, “Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana) keduanya mengasihaniku sewaktu (mereka berdua mendidik aku waktu kecil”).

Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an

Ayat ini menunjukkan cara hendak mencari pahala dari kedua orang tua, bukan karena takut atau berharap sesuatu dari keduanya, dan maksud-maksud lain yang tidak berpahala. Baik di waktu mereka hidup atau sudah meninggal.

Dari ayat ini dapat dipahami, bahwa jika pendidikan yang diberikan banyak, maka semakin bertambah pula haknya. Oleh karena itu, orang yang mendidik sesorang dalam urusan agama dan dunianya dengan pendidikan yang baik selain kedua orang tuanya, maka dia memiliki hak terhadap orang yang dididik. Orang yang dididik perlu mendoakan kebaikan kepadanya, karena melalui pendidikan darinya, ia memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman.

Nilai-Nilai Pedagogis

  1. Keterladanan dalam Penghormatan dan Taat Kepada Orang Tua
    Ayat ini menanamkan nilai pendidikan moral yang sangat penting, yaitu hormat dan taat kepada orang tua. Dalam kpnteks pedagogis, ini mendidik siswa agar menghargai sosok yang berperan dalam membesarkan dan mendidik mereka, yaitu orang tua sebagai guru pertama dalam kehidupan
  2. Penanaman Nilai Empati dan Kasih Sayang Sejak Dini
    Perntah untuk merendahkan diri dengan penuh kasih sayang mengajarkan pentingnya empati. Dalam pendidikan, empati menjadi dasar bagi pembentukan karakter siswa yang menghargai perasaan orang lain, termasuk kepada orang tua dan guru.
  3. Kesadaran Spiritual dan Doa sebagai Bagian dari Pembelajaran Karakter
    Doa untuk orang tua dalam ayat ini menjadi bagian dari pendidikan spiritual. Ini membentuk kesadaran bahwa berbuat baik kepada orang tua tidak hanya melalui tindakan, tetapi juga dalam bentuk doa dan pengharapan kepada Allah.

Berbakti Kepada Orang Tua

Bakti kepada orang tua memang selalu digandengkan dengan wujud ketaatan kepada Allah SWT. Hal ini dibuktikan dari firmanNya dalam surah An-Nisa ayat 36,

۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا …..

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, … (QS. An-Nisa:36)

Kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua disebutkan baginda Nabi Saw dalam sabdanya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ رواه البخاري ومسلم

Artinya:
Dari Abu Hurairah Ra, “Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?’ Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanta, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanta kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu>” Oranbg tersebut bertanta kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Saw menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR Bukhari dan Muslim)

Kita harus berbakti kepada orang tua karena mereka telah banyak berkorban demi merawat dan mendidik kita tanpa mengenal lelah terutama seorang ibu yang sudah mengandung 9 bulan, melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya demi menyambut kedatangan buah hati yang ditunggunya, kemudian merawat dan membesarkan kita dengan penuh cinta.

Begitu juga perjuangan ayah yang tidak mengenal lelah dalam mencari nafkah melawan berbagai tantangan demi mencukupi kebutuhan keluarganya.

Jasa orang tua tidak bisa kita bayar dengan apapun karena jasa mereka terlalu banyak mulai kita baru lahir sampai kita dewasa, mereka melakukan ini dengan ikhlas tanpa memikirkan imbalan apapun dari seorang anak. yang di inginkan orang tua hanya kita selalu berbuat baik, patuh dengannya dan segala yang diajarkan kepada kita dilakukan.

Dalam Kitab Al-Adab al-Mufrad, ada riwayat yang menyatakan, Imam Al-Asy’ari berkata, Sebagian dari menghormati Allah adalah dengan menunjukkan rasa hormat kepada orang yng tua.”

Menghormati kedua orang tua adalah hal yang sangat penting, karena mencerminkan penghargaan atas pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan sepanjang hidup kita. Sikap hormat kepada kedua orang tua memberikan dampak positif terhadap segala aspek kehidupan serta kita memperoleh berkah dan doa yang baik dari mereka yang mengantarkan keridhaan kepada Allah.

Allah berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Kami mewasiatkan kepad amanusa (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami.) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. (QS. Luqman:14)

Kita harus menjaga ridha kedua orang tua kita, janganlah sampai mereka murka karena ridha dan murka Allah bergantung kepada kedua orang tua sehingga janganlah kita mengabaikan keduanya.

Rasulullah Saw bersabda :

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

  1. Amalanyangdicintai oleh Allah
    Rasulullah SAW bersabda :
    سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
    Artinya:
    Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Rasul menjawab, “Salat pada (awal) waktunya.” Kemudian apa lagi?” Nabi menjawab lagi, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Kemudian johad fii Sabililah.” Ibnu Mas’ud mengatakan, “Beliau terus menyampaikan kepadaku (amalan yang paling dicintai oleh Allah), andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai).
  2. Memperoleh doa mustajab orang tua
    Rasulullah Saw bersabda :
    ” ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ، لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ ““Ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; doa orang yang terdzalimi, doa musafir, dan doa orang tua untuk (kebaikan) anaknya.” (HR. Ibnu Majah)
  3. Bertambah rezekinya dan umurnya panjang
    Rasulullah Saw bersabda :
    عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُDari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Saw bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambug silaturrahim (kekerabatan).” (HR Ahmad)
  4. Memproleh surga Allah
    Rasulullah Saw bersabda :
    يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَاWahai Rasûlullâh! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allâh Azza wa Jalla) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasûlullâh Saw bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasûlullâh Saw bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.” (HR. Imam an-Nasâ-i, Imam al-Hâkim dan Imam ath-Thabrani)

Penyesalan Anak karena Tidak Berbakti kepada Orang Tua

  1. Menyesal kelak di hari akhir dan memperoleh azab
    Allah berfirman :
    وَالَّذِيْ قَالَ لِوَالِدَيْهِ اُفٍّ لَّكُمَآ اَتَعِدَانِنِيْٓ اَنْ اُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُوْنُ مِنْ قَبْلِيْۚ وَهُمَا يَسْتَغِيْثٰنِ اللّٰهَ وَيْلَكَ اٰمِنْۖ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّۚ فَيَقُوْلُ مَا هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ ۝١٧اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ ۝١٨
    Artinya:
    17. Namun, orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah, kamu berdua! Apakah kamu berdua memperingatkanku bahwa aku akan dibangkitkan (dari kubur), padahal umat-umat sebelumku telah berlalu?” Sementara itu, kedua orang tuanya memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata,) “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah itu benar.” Lalu, dia (anak itu) berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.”
    18. Mereka itulah orang-orang yang pasti terkena ketetapan (azab) bersama umat-umat sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Ahqaf : 17-18)
  2. Mendapat kehinaan:
    Rasulullah Saw bersabda :
    رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
    “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tuam namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslin no. 2551)
  3. Memperoleh hukuman yang segera ketika masih di dunia sebelum kematiannya
    Rasulullah SAW bersabda :
    كُلُّ الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللَّهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَّا الْبَغْيَ وَقَطِيْعَةَ الرَّحِمِ يُعَجِّلُهُ اللَّهُ لِصَاحِبِهِ قَبْلَ الْمَمَاتِ
    “Semua dosa diakhrikan balasannya oleh Allah sesuai kehendak-Nya kecuali dosa durhaka kepada orang tua. Dia akan menyegerakan balasan tersebut kepada pelakunya di dunia sebelum kematiannya.” (HR. Al-Hakim)

Cara Berbakti Kepada Orang Tua

  1. Senantiasa berbuat baik, kepada kedua orang tua, jangan membentak, jangan mengucapkan “ah” dan ucapkan perkataan yang baik.
    Allah berfirman :
    ۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
    Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (QS. Al-Isra : 23)Dipaparkan Ibnu Katsir mengenai tafsir ayat di atas, jika mereka telah memasuki usia saat kekuatan melemah dan memerlukan perlakuan yang baik, maka janganlah kamu mengatakan kepada mereka “ah”. Ini adalah sikap menyakitkan yang paling ringan, sebagai petunjuk atas sikap menyakiti lainnya yang lebih besar. Maknanya, janganlah kalian menyakiti mereka dengan sesuatu apapun, meskipun kecil.
  2. Senantiasa mendoakan kedua orang tua
    Rasulullah Saw bersabda :
    إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
    Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya. (HR. Muslin: 1631)Di antara investasi terbesar orang tua adalah anak yang saleh yang mau mendoakan kedua orang tuanya. Maka, sebagian ulama menyatakan bahwa ciri-ciri anak yang saleh adalah anak yang mau mendoakan kedua orang tuanya.Karena doa anak kepada orang tua sangat dinantikan apalagi yang telah mendapati kedua orang tuanya meninggal, maka doa kita sangat mereka tunggu sebagai bentuk bakti kita menjadi anak saleh dan mereka memperoleh pahala jariyyah dari apa yang kita minta kepada ALlah untuk kebaikan keduanya.
  3. Memperhatikan keadaan orang tua dan memberikan nafkah/infak
    Allah berfirman:
    يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ۝٢١٥Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al-Baqarah : 216)
  4. Tidak durhaka kepada orang tua
    Rasulullah Saw bersabda:
    الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ“Dosa besar itu adalah syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa seseorang, dan sumpah palsu.” (HR. Al-Bukhari)

Kisah Teladan

Salah satu kisah sahabat Nabi yang durhaka kepada orang tua, yang paling terkenal dalam sejarah Islam adalah kisah Alqamah bin Qais. Dia terkenal karena kesungguhannya dalam beribadah, selalu melaksanakan salat, berpuasa, dan sangat dermawan kepada sesama. Namun, dibalik semua ibadahnya, terdapat satu keurangan besar yang merugikannya yaitu kurangnya perhatian dan penghormatan kepada ibunya.

Diriwayatkan bahwa suatu hari Alqamah jatuh sakit parah. Saat kondiisnya semakin memburuk, para sahabat berusaha membantunya mengucapkan syahadat (pernyataan iman) sebagai persiapan menjelang kematiannya. Namun, yang terjadi selanjutnya sangat mengejutkan: Alqamah tidak bisa mengucapkan syahadat, seolah ada sesuatu yang menghalanginya untuk melakukannya.

Melihat hal ini, para sahabat segera pergi menemui Nabi Muhammad Saw untuk memberitahukan keadaan Alqamah. Nabi kemudian bertanya apakah Alqamah memiliki masalah dengan orang tuanya, khususnya ibunya. Para sahabat menjelaskan bahwa Alqamah sering mengabaikan ibunya dan tidak menunjukkan rasa hormat yang pantas kepadanya. Nabi Saw memerintahkan mereka untuk membawa ibu Alqamah.

Ketika ibu Alqamah tiba, Nabi Saw menanyakan hubungan antara Alqamah dan ibunya. Sang ibu mengakui bahwa meskipun Alqamah adalah seorang Muslim yang taat, dia sering mengabaikannya dan memperlakukannya dengan buruk. Nabi Saw kemudian memberitahunya bahwa kebaikan dan pengampunannya terhadap Alqamah sangat penting, agar Alqamah dapat mengucapkan syahadat pada saat kematianya.

Awalnya, ibu Alqamah merasa terluka oleh sikap anaknya dan enggan untuk memaafkannya. Namun, dengan dorongan dan nasihat dari Nabi, akhirnya ia melunak dan setuju untuk memaafkannya. Setelah dia memaafkannya, Alqamah pun akhirnya bisa dengan mudah mengucapkan syahadat sebelum meninggal.

Kisah Alqamah mengandung pelajaran penting tentang perlunya menghormati dan berbuat baik kepada orang tua. Ketakwaan dalam beribadah kepada Allah tidaklah sempurna tanpa kebaikan kepada orang tua. Taat dan berbuat baik kepada orang tua adalah salah satu perintah utama dalam Islam.

Kisah ini menunjukkan bahwa ketakwaan seseorang dalam beribadah kepada Allah bisa terhalang oleh perlakuan buruk terhadap orang tua. Ketaatan kepada orang tua adalah salah satu hal yang paling dicintai oleh Allah, dan ridha orang tua memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan dan kematian seseorang.

Doa

رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
“Wahai Tuhanku, syangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra’ : 24)

 

Editor: G.S

Berita Terkait

Pastikan Kesehatan Hewan Kurban, 334 Petugas dari SatGas Kurban Bandung Dikerahkan
Jalan Cirangkong di Kabupaten Sukabumi Rusak Parah, Warga Berharap Ada Perhatian dari Pemerintah
Perhutani Bersama PDAM Tirtawening Gelar Monev Kerja Sama Sumber Air di Lembang
Dua Kampung Siaga Bencana Disiapkan Untuk Mengantisipasi Megathrust dan Patahan Lembang
Mantap ! Layanan Bandung Caang Baranang, Dishub Siap 24 Jam Melayani
Mencoba Parkir Liar ? Dishub Kota Bandung Bertindak
Gowes Asik Finish di Ancol, Hadiah dan Hiburan Nunggu Kamu!
Pengguna Internet Wajib Tahu, Ini Penjelasan Ust Sofyan Sauri Tentang Dunia Maya Menurut Al-Quran
Tag :

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 10:36 WIB

Pastikan Kesehatan Hewan Kurban, 334 Petugas dari SatGas Kurban Bandung Dikerahkan

Minggu, 18 Mei 2025 - 04:12 WIB

Satgas Premanisme Resmi Dibentuk, Muhammad Farhan Sebut Satgas Ini Difokuskan pada Titik Strategis

Minggu, 18 Mei 2025 - 03:43 WIB

Program Kerja 100 Hari Muhammad Farhan Melaksanakan Pananganan Sampah Sebagai Prioritas

Kamis, 15 Mei 2025 - 00:21 WIB

Sebanyak 1.500 RW di Kota Bandung Terapkan Kawasan Bebas Sampah, Kadis DLH Sebut Kesadaran Warga Adalah Kunci

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:55 WIB

Dua Kampung Siaga Bencana Disiapkan Untuk Mengantisipasi Megathrust dan Patahan Lembang

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:46 WIB

Mantap ! Layanan Bandung Caang Baranang, Dishub Siap 24 Jam Melayani

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:32 WIB

Mencoba Parkir Liar ? Dishub Kota Bandung Bertindak

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:20 WIB

Selama Libur Panjang Waisak Semua Tempat Hiburan Ditutup, Wali Kota Bandung Sebut Ini Bentuk Keadilan

Berita Terbaru