BANDUNGPUBER. COM, KOTA BANDUNG – Anggota DPRD Jabar Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hj.Siti Muntamah, S.AP. menyebutkan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bebas dari sampah, menurutnya program kang Pisman adalah salah satunya jawaban serta kerjasama dari semua pihak termasuk politik Will dari kepala daerah yang menjadikannya sebagai program prioritas.
Bertepatan dengan bulan Februari ini Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Kondisi sampah di Jawa Barat sangat mengkhawatirkan beberapa bulan terakhir ini. Terlebih akibat dampak di TPA Sari Mukti yang membatasi pembuangan sampah sejak 19 Agustus lalu. Untuk itu anggota Komisi V DPRD Jabar ini begitu giat mensosialisasikan Pengolahan Sampah melalui Program Kang Pisman, dalam keterangan yang dihimpun redaksi BandungPuber.com pada Senin, (25/02/2024).
Menurut Umi Siti, sapaan akrab Hj. Siti Muntamah, apabila politik will dari kepala daerah menjadikannya sebagai program prioritas dipastikan masyarakatpun akan ikut serta dan kita harus selalu turun, ungkakapnya, “Waktu itu saya dengan (Alm) Mang Oded selalu turun bahkan mengorkestrasi dari kang Pisman itu sendiri, tutur Umi Siti.
Seperti telah diketahui bahwa Program Kang Pisman adalah program yang diluncurkan oleh Mantan Wali Kota Bandung Oded M, Danial (Alm), kala itu, adapun Kang Pisman adalah gerakan jangka panjang untuk mengubah peradaban dan penerapan sistem dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung. Gerakan Kang PisMan merupakan kependekan dari kata Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah.
“ Kita harus kejar wilayah yang telah menjalankan program ini , 1,587 RW baru 3 tahun saja disosialisasikan program kang Pisman telah menjadi budaya dan dari 300 RW telah Zero Waste, berarti telah selesai dalam mengolah sampahnya sendiri, seperti sampah daerah atau sampah kota harus diselesaikan diwilayahnya sendiri. Ini adalah prestasi yang luar biasa sehingga program ini harus dikembangkan dan digencarkan lagi, ujarnya.
Lebih lanjut Anggota Komisi V ini mengatakan, “Saya berharap program kang Pisman ini dihidupkan kembali kemudian dikembangkan dengan sedemikian rupa seperti teknologi tepat guna bisa diterapkan karena setiap daerah punya cara dalam mengurus dan mengolah sampahnya sendiri, dan yang terpenting tidak mencemari lingkungan sekaligus memberikan solusi yang aman dan komprehensif, dibeberapa negara berkembang dan negara maju urusan sampah rumah itu diselesaikan oleh mereka sendiri, seperti di Negara Eropa urusan sampah rumah atau sampah organik telah selesai dijalankan”, kata Umi Siti.
“Kita sudah harus memikirkan langkah kedepan seperti apa, jangan sampai kita hidup didunia modern tetapi perilaku kita dalam membuang sampah seperti di jaman Flinstones (jaman batu), yang tidak pernah perduli semua sampah dicampur adukan dibuang dan ditaruh bukan pada tempatnya, itu bukan perilku yang beradab karena akan mencemari dirinya sendiri dan orang disekitarnya, belum lagi bakteri yang ditimbulkan sangat membahayakan imunitas dari orang – orang yang ada disekitarnya, jangan sampai sampah mengganggu tetangga kita, bukankah agama melarang kita mengganggu tetangga”. pungkasnya.
Editor: Beny