Anggota DPRD Jabar Siti Muntamah Soroti Kebijakan Dedi Mulyadi Terkait Vesektomi Bagi Penerima Bansos yang Menimbulkan Ketidakadilan

- Penulis Berita

Kamis, 8 Mei 2025 - 05:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Hj. Siti Muntamah.,S.Ap.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Hj. Siti Muntamah.,S.Ap.

BandungPunyaBerita. Com, Anggota  DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKS, Hj. Siti Muntamah, S.Ap, turut menggapi terkait polemik wacana vasektomi sebagai salah satu strategi pengendalian angka kelahiran di Jawa Barat.

Ia menegaskan, bantuan sosial (bansos) tidak seharusnya dikaitkan secara langsung dengan partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana (KB), apalagi dijadikan syarat penerimaan bantuan.

Menurut Siti Muntamah, bantuan sosial harus tetap berjalan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku tanpa diseret dalam kebijakan program vasektomi.

“Jangan dihubungkan bansos sama vasektomi. Bansos itu sudah ada syaratnya sendiri yang berlaku dan diberikan untuk kesejahteraan masyarakat miskin dan sudah diatur dalam Undang-undang. Kalau dijadikan syarat vasektomi, itu malah bisa menimbulkan ketidakadilan,” ujarnya, Rabu, 7 Mei 2025.

Siti muntamah menyoroti adanya informasi bahwa program vasektomi digulirkan sebagai salah satu upaya untuk menekan angka kelahiran di Jawa Barat yang disebut-sebut mencapai 900 ribu kelahiran per tahun.

Namun, ia mengingatkan, penerapan vasektomi tidak bisa dilakukan sembarangan, mengingat fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah menyatakan bahwa tindakan vasektomi dilarang kecuali atas indikasi dan rekomendasi medis yang jelas.

“Kita harus adil melihat ini. MUI sudah punya pandangan bahwa vasektomi itu haram kecuali karena alasan medis. Jadi kalau ini dijadikan syarat bansos, itu sangat problematik,” kata Ummi Siti sapaan Siti Muntamah menegaskan.

Lebih lanjut, dia menyayangkan, wacana vasektomi yang dilontarkan oleh Gubernur Jabar, langsung sampai ke media tanpa terlebih dahulu dikonsultasikan atau dikomunikasikan secara matang dengan DPRD atau dinas-dinas terkait.

Menurutnya, hal itu membuat program yang masih berupa wacana menjadi polemik di tengah masyarakat.

“Programnya belum dijalankan, tapi sudah ramai di media. Seharusnya dinas-dinas membantu Pak Gubernur menterjemahkan wacana itu ke dalam mekanisme yang jelas. Ini belum ada mekanismenya, tapi sudah disorot publik,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya peran penyuluh KB yang selama ini sudah bekerja di tingkat RW dan aktif mengedukasi keluarga-keluarga usia subur.

Dia mengingatkan, pendekatan program KB selama ini dilakukan secara sukarela dan berdasarkan edukasi, bukan paksaan.

“Penyuluh KB itu setiap tahun terus berjalan. Mereka kampanye ke keluarga usia subur, baik pria maupun wanita. Jadi bukan tiba-tiba masyarakat ikut vasektomi hanya karena ingin dapat bansos. Itu tidak seperti itu mekanismenya,” jelasnya.

Ummi Siti juga menyoroti pentingnya data yang akurat dan pendekatan yang komprehensif. Menurutnya, pemerintah perlu duduk bersama dengan pihak-pihak terkait seperti DPRD, BKKBN, dinas kependudukan, DP3AKB, dan MUI untuk merumuskan solusi yang adil dan bijak dalam menangani isu ledakan penduduk dan kemiskinan.

Ia juga melihat, wacana ini sebenarnya lahir dari niat baik Gubernur untuk melindungi perempuan dan mempercepat kesejahteraan keluarga. Namun, menurutnya, semangat tersebut harus dibarengi dengan komunikasi yang terbuka dan kebijakan yang berpijak pada data dan hukum, termasuk hukum agama.

“Pak Gubernur mungkin ingin membela perempuan. Karena selama ini program KB banyak menyasar perempuan. Beliau ingin laki-laki juga terlibat. Tapi sekali lagi, perlu duduk bersama dulu sebelum bicara ke publik,” ujarnya.

Sebagai anggota legislatif, dia menegaskan bahwa tugas DPRD adalah melakukan fungsi pengawasan (controlling) terhadap pelaksanaan program pemerintah, bukan ikut mengintervensi teknis kebijakan. Ia meminta agar semua pihak tidak terburu-buru menilai sebelum mekanisme kebijakan itu jelas dan disepakati bersama. (*)

 

Editor: Beny

Berita Terkait

SAH ! Iskandar Zulkarinain Jadi Sekretaris Daerah Kota Bandung
Ini Pesan Politisi PKS Hj. Siti Muntamah Kepada Para Jamaah Haji Jabar: “Jangan Sampai Hal Kecil Menjadi Penghambat Ibadah Haji
Siti Muntamah Mendukung Wacana Gubernur Dedi Mulyadi Terkait Keharusan KB untuk Penerima Bansos
Anggota DPRD Jabar Siti Muntamah Mengapresiasi Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi Terkait Bantuan Rp10 Miliar Tiap Desa
Hj. Siti Muntamah Meminta Pemprov Jabar untuk Mempersiapkan Tim Hukum yang Kuat Terkait Sengketa Lahan SMAN 1 Bandung
Pendidikan di Kota Bandung Mendapat Kontribusi Besar Dari Paguyuban Pasundan
Siti Muntamah Menyarankan Masyarakat dari Daerah yang Akan Merantau ke Kota Besar Sebaiknya Memiliki Skill Khusus
DPRD Jabar Jabar Gelar Hearing Dialog, Buky Wibawa: “Konsep Memilah sampah Sudah Lama Tetapi Tidak Berjalan”
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 06:40 WIB

Peringati HUT RI Pemancingan Kang Ai Gelar Mabar Ke-12

Minggu, 13 Juli 2025 - 05:52 WIB

Dari Menembak hingga Dawet: Tentrem Jiwo Tawarkan Healing Bernuansa Tradisi

Selasa, 1 Juli 2025 - 04:17 WIB

Pagelaran Wayang Golek Giri Harja 3 di Hari Jadi Bogor Ke-543 Diapresiasi Pendiri Komunitas Pecinta Wayang Golek

Senin, 23 Juni 2025 - 07:09 WIB

Letda Kav Yosua Sitorus Ukir Prestasi di Ajang Berkuda Internasional

Senin, 23 Juni 2025 - 06:56 WIB

PAUDQU Kharisma Gelar Pentas Seni di Acara Perspisahan Menampilkan Aneka Tari Tradisional

Senin, 9 Juni 2025 - 05:55 WIB

Ratusan Peserta Siswa Didik Vocaganza Ikuti Konser “Feel The Music” di Botani Square Mall Bogor

Senin, 9 Juni 2025 - 04:10 WIB

Ketika Anak Menemukan Dirinya Sendiri di Alam: Cerita dari Sekolah Alam An Nahla Tajurhalang Bogor

Senin, 9 Juni 2025 - 03:20 WIB

Kenangan Andy Java di Momen Idul Adha Bersama Almarhum Kedua Orang Tuanya

Berita Terbaru

Bogor

Peringati HUT RI Pemancingan Kang Ai Gelar Mabar Ke-12

Minggu, 3 Agu 2025 - 06:40 WIB