BandungPunyaBerita. Com, Istanbul – Naufal Ubaidillah, mahasiswa S2 Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Istanbul Sabahattin Zaim University, bersama 922 pendukungnya dari berbagai wilayah di Turkiye, secara resmi mendeklarasikan dualisme Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)
Turkiye. Naufal, yang merupakan calon ketua PPI Turkiye periode 2025/2026 dengan mandat 922 suara, menyatakan tidak lagi mengakui keabsahan dan legitimasi kepengurusan PPI Turkiye saat
ini.
“Kami memutuskan untuk mendeklarasikan PPI Turkiye baru dengan saya sebagai ketua. Dualisme organisasi kemasyarakatan merupakan hak warga negara, dan kami meminta semua
pihak untuk menghormati keputusan ini,” tegas Naufal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, (29/3/2025).
Deklarasi ini didasari oleh dugaan pelanggaran terhadap Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi oleh beberapa institusi PPI Turkiye.
Menurut Naufal, pelanggaran tersebut menyebabkan ketidakadilan, ketidaktransparanan, dan ketidakakuntabelan dalam pengelolaan organisasi. Salah satu poin krusial adalah penggunaan Pasal 28 ayat 7 butir c
oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) PPI Turkiye yang dinilai inkonstitusional untuk
memperpanjang periode pendaftaran calon ketua. Padahal, Pasal 33 ayat 9 secara jelas menyebutkan bahwa jika hanya terdapat satu calon yang mendaftar, pemilihan harus dilanjutkan
melalui mekanisme aklamasi di forum Musyawarah Tahunan (MUSTA).
Naufal menegaskan bahwa dirinya telah memenuhi syarat sebagai calon tunggal sesuai konstitusi, karena pada akhir periode pendaftaran (22 Oktober 2024) tidak ada calon lain yang mendaftar.
Namun, keputusan KPU yang memperpanjang masa pendaftaran secara sepihak dianggap mencederai prinsip demokrasi dan merampas haknya sebagai calon tunggal. Meski kesalahan
prosedural ini diakui oleh KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Majelis Perwakilan Anggota (MPA), dan pihak kompetitor, hingga kini tidak ada konsekuensi hukum yang dijatuhkan.
Lebih lanjut, Naufal juga mengkritik jalannya Musyawarah Tahunan (MUSTA) PPI Turkiye pada 15-16 Februari 2025, yang menurutnya diwarnai indikasi kuat upaya penyingkiran dirinya dari
proses pemilihan. Hal ini terlihat dari dominasi delegasi penuh Badan Pengurus Harian (BPH) sebanyak 27 orang, serta sikap seragam BPH dan MPA dalam mendukung salah satu calon
presidium tetap sidang.
Menyikapi situasi tersebut, Naufal dan para pendukungnya bersepakat membentuk kepengurusan baru yang menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam menjalankan roda
organisasi.
“Kami mengajak seluruh anggota PPI Turkiye untuk bergabung bersama kami dalam membangun organisasi yang lebih baik, yang berpegang pada nilai-nilai dan tujuan asli PPI,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, kepengurusan PPI Turkiye di bawah komando Naufal Ubaidillah akan berfokus pada internasionalisasi di berbagai bidang, seperti riset akademik, simposium
internasional, entertainment, jurnalistik, dan aspek lainnya. Visi besar ini bertujuan menjadikan PPI Turkiye sebagai sarana diplomasi jalur kedua (second track diplomacy) untuk mendukung
narasi Indonesia Emas 2045.
“Kami ingin PPI Turkiye menjadi laboratorium peradaban Indonesia terdepan di tahun 2045. Bukan hanya organisasi yang fokus pada internal, tetapi juga menjadi pelopor di berbagai bidang
untuk komunitas pelajar internasional di Turkiye,” pungkas Naufal.
Editor: Beny