Focus Group Discussion, Kolaborasi SDM Jadi Pilar Kemandirian Industri Pertahanan Nasional

- Penulis Berita

Minggu, 13 Juli 2025 - 05:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) bersama mitra strategis lintas kementerian, saat menggelar Focus Group Discussion (FGD), di Bogor Rabu (9/7/2025).

Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) bersama mitra strategis lintas kementerian, saat menggelar Focus Group Discussion (FGD), di Bogor Rabu (9/7/2025).

BandungPunyaBerita. Com, Jakarta — Sumber Daya Manusia (SDM) kembali ditegaskan sebagai faktor strategis dalam mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional. Hal ini mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Dukungan Sumber Daya Manusia untuk Industri Pertahanan Nasional” yang digelar oleh Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) bersama mitra strategis lintas kementerian, perguruan tinggi, serta pelaku industri pertahanan. Rabu (9/7/25) di Bogor, Jawa Barat.

FGD ini menyoroti pentingnya penguatan ekosistem SDM yang tidak hanya andal secara akademik, tetapi juga memiliki kompetensi praktis dan mindset inovatif.

Fajar Harry Sampurno, Ph.D selaku moderator membuka diskusi dengan mengungkapkan, penting untuk membangun sumber daya manusia, bukan sekedar hanya membangun Infrastruktur, untuk dapat menuju pada kemandirian Industri, khususnya Industri Pertahanan diperlukan SDM yang berkualitas dalam penguasaan teknologi ini.

“Yang dipentingkan bukan membangun infrastrukturnya dulu, tapi membangun sumber daya manusianya, mengacu pada pengalaman pembangunan strategis masa lalu, termasuk pengiriman puluhan insinyur untuk mendalami teknologi satelit Palapa dan energi nuklir.” tegas Harry Sampurno.

Menurutnya, sejarah mencatat bahwa pembangunan infrastruktur nasional strategis dimulai bukan dari jalan atau jembatan, melainkan dari pendidikan dasar hingga menengah di seluruh pelosok negeri.

“Kalau kita bicara industri strategis, SDM itu nomor satu. Tanpa SDM yang unggul, pembangunan industri hanya akan jadi slogan,” tambahnya saat memulai diskusi FGD.

Senada dengan itu, Kolonel Laut (T) Donny Mangara Nainggolan, S.T., MTr Opsla dari Direktorat Teknologi Industri dan Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebagai nara sumber pertama menekankan pentingnya integrasi lintas sektor untuk memperkuat SDM industri pertahanan.

“Ketersediaan talenta teknologi yang terbatas menjadi hambatan utama kemandirian industri pertahanan. Maka dibutuhkan ekosistem kolaboratif antara Kementerian, BUMN, akademisi, dan swasta,” ujarnya.

Kolonel Laut Donny juga menyebutkan pentingnya optimalisasi transfer teknologi dari kerja sama internasional yang diarahkan untuk memperkuat kapasitas SDM dalam negeri. Dalam pemaparannya, Kolonel Donny menjelaskan bahwa penguatan SDM pertahanan harus mencakup diantaranya, Pemetaan kebutuhan SDM nasional, Pengembangan keahlian strategis seperti UAV, roket, avionik, siber, serta dapat mengoptimalisasi offset melalui program pendidikan dan pelatihan teknis.

Lebih jauh diskusi semakin dalam dengan paparan yang diberikan oleh nara sumber kedua oleh Dr. Ir. Romie Oktovianus Bura, B.Eng. (Hons.), MRAeS, Ph.D., yang memberikan perspektif tajam dan berani tentang urgensi perubahan cara pandang terhadap SDM pertahanan.

“Mindset kita masih menempatkan SDM di paling bawah. Padahal, setiap industri besar dibangun dari manusianya. Kalau kita mau naik kelas, harus ubah mindset itu,” ungkap Dr. Romie.

Pernyataan ini merupakan kritik terhadap kecenderungan menempatkan SDM sebagai prioritas rendah dalam pembangunan industri pertahanan.

Dr. Romie menekankan bahwa SDM adalah kunci keberhasilan, bahkan lebih penting daripada peralatan atau teknologi canggih. Selain itu Pendidikan harus berujung pada kompetensi dan pengalaman nyata, bukan hanya gelar. “Tanpa SDM yang kompeten, teknologi canggih pun tidak akan bisa dioperasikan atau dikembangkan,” jelasnya.

Dr.Romie juga mengingatkan bahwa penguasaan teknologi tidak bisa hanya diperoleh di ruang kuliah. “S1 atau S2 tidak cukup. Mereka harus diberi ruang untuk praktek nyata, untuk riset, untuk berbuat,” katanya.

Pendidikan harus berbasis praktik dan proyek yang menyatu dengan kebutuhan industri pertahanan nasional.
Lebih lanjut, Dr. Romie menekankan pentingnya menciptakan ekosistem inovasi triple helix, pemerintah, industri dan akademisi.

“Kita gagal bukan karena SDM kita lemah. Tapi karena tidak ada sistem yang menopang mereka untuk berkembang,” tegasnya.

Ia bahkan mengkritik kebijakan yang tidak memfasilitasi pengembangan SDM berbasis proyek jangka panjang, seperti dual use technology dan defense R&D berbasis kampus.

“Tanpa SDM yang ditempatkan sebagai aset strategis dan dibangun secara sistemik, industri pertahanan Indonesia akan terus bergantung pada luar negeri.” tutup Dr. Romie.

Pada akhirnya, FGD ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga panggilan untuk aksi konkret dalam mereformasi kebijakan SDM pertahanan. Dari para narasumber, muncul konsensus bahwa kolaborasi antarsektor, pembaruan regulasi, serta perubahan paradigma terhadap SDM adalah kunci menuju kemandirian dan kedaulatan teknologi pertahanan nasional.

 

Editor: Beny

Berita Terkait

Elpala Angkatan 40 Gelar Kegiatan Climbing di Climb On Menteng
Dualisme PWI Banten Berakhir, Semua Pihak Terima Keputusan PWI Pusat
ELATE 2025 Sajikan “Double Feature” Perdana: Dua Drama Karya Mahasiswa BINUS Siap Memukau Penonton
Saurip Kadi: Reformasi Polri Harus Menyeluruh
Universitas Bhayangkara Jaya Lahirkan Lulusan Inspiratif: Capt. Hakeng, Pejuang Hukum Laut
Indah Kirana Resmi Pimpin IKWI 2025–2030, Tegaskan Pentingnya Silaturahmi dan Persatuan
Fans WINNER dari Indonesia, Malaysia, hingga Filipina Meriahkan FANCON Jakarta
KRH. HM. Jusuf Rizal: Kebebasan Bertanya Bukan Alasan Mengabaikan Etika

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 11:33 WIB

Hati-Hati 3 Aplikasi Ini Bisa Curi Data Pribadi di HP Kamu

Selasa, 23 September 2025 - 14:11 WIB

Para ASN Kota Bandung Wajib Lulus Pendidikan Anti Korupsi

Senin, 1 September 2025 - 15:21 WIB

Tantangan dan Peluang Indonesia sebagai Kekuatan Menengah dalam Transisi Menuju Tata Dunia Baru: Perspektif Arsitektur Keamanan Indo-Pasifik

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 12:38 WIB

Kongres Persatuan Wujud Indepensi PWI, Pernyataan Hendry Soal Adanya Intervensi Dinilai Menyesatkan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:04 WIB

Berikut Nama-nama Anggota DPR yang Diduga Terima Dana CSR BI

Minggu, 17 Agustus 2025 - 13:18 WIB

Wali Kota Bandung Menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan HUT RI Ke- 80 di Plaza Balai Kota

Kamis, 14 Agustus 2025 - 02:38 WIB

“Sikap Partai Perubahan Baru (PAPERBA) Atas Problematika Pajak”

Selasa, 5 Agustus 2025 - 14:42 WIB

Kajian Ahad Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri : “Tasawuf Seni Menjernihkan Hati dan Menghidupkan Akhlak”

Berita Terbaru