Kajian Ahad Ust. H.Sofyan Sauri: Tanda- Tanda dan Rahasia “Laitulqodar”

- Penulis Berita

Minggu, 23 Maret 2025 - 10:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

BandungPunyaBerita. Com, Kajian Ahad edisi Ramadan 23 Maret 2025 bersama Ust. Prof. Dr. Sofyan Sauri. M.Pd, membahas isi  Surah Al- Qadr Ayat 1-5, yang redaksi raangkum berikut ini.

Landasan Teologis:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ۝٤

سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ۝٥

Artinya:

  1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.
  2. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?
  3. Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
  4. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
  5. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.   (QS. Al-Qadr : 1-5)

Ababunnuzul

Asbabunnuzul surat Al-Qadar ini ada beberapa pendapat, salah satunya disebutkan dalam Tafsir At-Thabari, yakni:

“Diceritakan kepada Ibnu Humaid, ia berkata, diceritakan kepada kita Hakkam bin Salim dari Mutsanna bin As-Shabbah dari Mujahid, ia berkata: “Ada laki-laki dari Bani Israil yang pada malam harinya ia beribadah sampai pagi, kemudian siang harinya ia berjihad melawan musuh hingga sore, maka hal yang seperti itu ia lakukan selama 1000 bulan. Maka Allah menurunkan ayat: “Malam Lailatul Qadar lebih baik dari pada seribu bulan”. Beribadah pada malam tersebut lebih baik dari pada amal yang dilakukan laki-laki tersebut.

Adapun Asbabun Nuzul yang ungkap oleh Abdul Aziz Muhammad As-Salam adalah sebagaimana tertera dalam riwayat Ibnu Abbas bahwa Jibril. menuturkan kepada Rasulullah Saw seorang pejuang tangguh bernama Syam’un.

Syam’un pernah memerangi orang-orang kafir selama 1000 bulan. Dengan sekali tebasan senjatanya, ia mampu membunuh banyak orang kafir. Begitulah yang ia lakukan sampai usianya menginjak 1000 bulan. Dengan bantuan istrinya yang berkhianat, orang-orang kafir dapat memperdayanya dan hendak membunuhnya. Akan tetapi, Allah menyelamatkannya. Sebagai rasa syukur, ia beribadah kepada Allah. Malam harinya ia gunakan untuk salat, sedangkan siang harinya berpuasa.

Mendengar cerita itu, para sahabat menangis merindukan dapat melakukan hal yang sama. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah! Tahukah engkau berapa banyak pahala Syam’un?” Beliau menjawab: “Tidak tahu.” Setelah itu, turunlah Surat Al-Qadr. Jibril lalu berkata: “Wahai Muhammad, Allah telah memberimu dan umatmu Lailatul Qadar. Beribadahlah pada malam itu lebih baik daripada ibadah selama 1000 bulan.”

Interpretasi Para Mufasir

Kalimat lailatul al-qadr diulang kembali setelah ayat pertama, yaitu pada ayat kedua dan ketiga. Hal ini ternyata bertujuan untuk menunjukkan kepada kita akan keagungan malam Lailatul Qadar, sehingga kalimat tersebut perlu diulang agar pesan bahwa keagungan malam Lailatul Qadar tersebut meresap ke dalam hati kita.

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menurunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Sebuah malam pada bulan Ramadhan. Sebagaimana firman-Nya:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ ۝٣

Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.  (QS. Ad Dukhan: 3)

Mayoritas ulama berpendapat bahwa turunnya Al-Qur’an melalui dua tahap. Pertama, Allah menurunkan Al-Qur’an dari lauhul mahfudh ke baitul izzah secara sekaligus. Kedua, Allah menurunkan Al-Qur’an dari baitul izzah kepada Rasulullah secara berangsur-angsur selama sekitar 22 tahun. Sebagian ulama mengatakan 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.

Ayat ini menggunakan kata anzala أَنْزَلَ) ) yang umumnya berarti turun sekaligus. Bentuk lainnya adalah nazzalaنَزَّلَ) ) yang umumnya menunjukkan arti turun sedikit demi sedikit atau berangsur-angsur. Sehingga ayat ini menunjukkan Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus dari lauhul mahfudh ke baitul izzah pada lailatul qadar. Yang menurut mayoritas ulama terjadi pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Syekh Musthafa al-Maraghi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, tidak ada malam yang lebih mulia dan agung dibandingkan malam turunnya Al-Quran (Lailatul Qadar). Sepatutnya bagi para muslim untuk menjadikan malam Lailatul Qadar sebagai malam yang agung dan mulia.

Allah Swt menjelaskan  bahwa malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan. Sehingga ketika kita beribadah dan berbuat kebaikan pada malam itu, maka nilai kebaikannya lebih baik daripada seribu bulan (83 tahun 4 bulan).

Sebagian mufassir berpendapat, bahwa maksud seribu bulan itu menunjukkan bahwa kasih sayang Allah SWT kepada kita, umat yang tidak memiliki umur sepanjang umat-umat sebelumnya, untuk memperoleh amalan kebaikan yang melimpah, yang tentunya tidak kalah dengan amalan kebaikan umat  sebelumnya yang memiliki umur yang panjang.

Ibnu Katsir menyatakan bahwa lailatul qadar itu lebih afdhal daripada melakukan.

Faidah turunya malaikat ke muka bumi ini pada malam Lailatul Qadar. Imam al-Qurthubi menjelaskan, bahwa turunnya malaikat ke muka bumi, untuk mengaminkan doa-doa orang yang berdoa pada malam tersebut.

Imam Fachruddin ar-Razi menjelaskan juga, kehadiran malaikat pada malam tersebut, untuk memacu ibadah dan amal baik seseorang, sebagaimana seorang terpacu untuk ibadah dan amal kebaikan dengan kehadiran para ulama.

Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsirnya. “Dan para malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka pun turun ketika Al-Qur’an dibacakan mengelilingi halaqah-halaqah dzikir serta meletakkan sayap mereka menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya.”

Ibnu Katsir menjelaskan, Ar Ruh pada ayat ini artinya Malaikat Jibril. Dan makna Min kulli amr menurut Qatadah adalah semua urusan ditetapkan di dalamnya dan semua ajal serta rezeki ditakdirkan. Sebagaimana firman-Nya:

فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ ۝٤

Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (QS. Ad Dukhan: 4)

Ibnu Katsir juga menyebutkan makna Salam pada ayat ini adalah penuh keselamatan artinya setan tidak mampu berbuat keburukan padanya atau melakukan gangguan padanya.

Asy Sya’bi mengatakan, maksudnya adalah salam malaikat di malam lailatul qadar kepada orang-orang yang ada di masjid sampai terbit fajar.

Nilai-Nilai Pedagogis

  1. Nilai Ikhlas

Ayat ini mengajarkan pentingnya seorang hamba ikhlas dalam beribadah dan berbuat kebaikan agar memperoleh keridhaan  Allah dan ampunan-Nya. Seseorang yang ikhlas akan terus beribadah dan taat hanya karena Allah sehingga ia memperoleh malam kemuliaan yang dijanjikan Allah.

  1. Nilai Sabar
    Ayat ini mengajarkan pentingnya seorang hamba sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Bulan Ramadan adalah ajang untuk meningkatkan kesabaran dan ketaatan kepada Allah untuk senantiasa berbuat kebaikan agar menjadi pribadi yang bertakwa dan meraih keutamaan dari ibadah puasa3.Nilai Istiqomah
  2. Nilai Istiqomah

Ayat ini mendidik hamba-Nya agar agar terus istiqamah dalam beribadah dan berbuat kebaikan bukan hanya pada bulan ramadan saja terutama bulan-bulan lainnya. Istiqamah mengantarkan seorang hamba memperoleh malam kemuliaan karena ia tidak pernah meninggalkan keutamaan bulan suci ini.

Landasan Teoretis

Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia. Pada malam yang lebih baik dari seribu bulan ini, malaikat silih berganti turun.

Secara umum, potensi besar terjadinya lailatul qadar adalah saat memasuki sepuluh akhir Bulan Ramadhan, tepatnya di tanggal-tanggal ganjil seperti yang disabdakan Rasulullah Saw :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar di malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. (HR Bukhari)

Syaikh Abu Bakar Syato dalam kitab I’anatut Thaalibiin juz II halaman 257 yang mengutip pendapat Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali berkata: Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka lailatul qadar malam terjadi pada malam ke-29. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qadar terjadi pada malam ke-21. Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qadar terjadi pada malam ke-25. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qadar terjadi pada malam ke-23.

Apa yang disebutkan Imam Al-Ghazali di atas adalah prediksi, sedangkan rahasia malam kemuliaan ini hanya Allah yang Maha Mengetahui agar para hamba-Nya semangat dalam ibadah dan istiqamah dalam ketaatan dengan disertai kesabaran dan keikhlasan sehingga Allah memberikan kemuliaan lailatul qadar ini kedapa hambanya yang ia kehendaki

Tanda-Tanda Lailatul Qadar

1. Malam yang cerah

Rasulullah Saw :

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru”

(HR. Muslim no. 762, dari Ubay bin Ka’ab).

  1. Tidak dingin dan tidak panas

Rasulullah Saw :

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qodar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan”

(HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).

Imam Ibnu Hajar Al Asqolani menyebutkan dalam kitab Fathul Bari’ itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.

Meraih Lailatul Qadar Melalui Sabar dan Ibadah Ikhlas

Lailatul Qadar adalah malam penuh berkah, yang pahala ibadahnya lebih besar dari 1000 bulan. Malam istimewa ini dinanti setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan keikhlasan dan kesabaran.

Meraih Lailatul Qadar bukan sekadar memperbanyak ibadah, tapi juga melatih kesabaran, karena malam mulia ini masih menjadi misteri sehingga harus sabar dalam ketaatan beribadah menjemputnya.

Menanti malam tersebut dapat kita lakukan dengan istiqamah beribadah, serta menerima ketetapan Allah yang merupakan bagian dari latihan spiritual yang dapat membentuk jiwa yang lebih sabar.

Hal ini juga melatih kita untuk beribadah dengan ikhlas, bukan sekadar mengharapkan balasan langsung, namun keikhlasan menjadi kunci utama dalam meraih keberkahan dan ampunan di malam yang penuh kemuliaan ini.

Seorang yang ikhlas beribadah tidak akan merasa kecewa jika amalannya tidak dilihat atau dihargai oleh orang lain, karena ia tahu bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala yang tersembunyi di dalam hati.

Keikhlasan adalah ruh dari setiap ibadah. Tanpa keikhlasan, amalan yang tampak megah dan banyak akan menjadi sia-sia di hadapan Allah SWT.

Rasulullah Saw :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.”

Beribadahlah sesuai kesanggupanmu

Allah berfirman :

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَࣖ ۝٢٨٦

Artinya :

Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (QS. Al-Baqarah : 286)

Bilamana seseorang lelah dan melemah kesungguhannya, hendaknya mengupayakannya pada tujuh hari ganjil  terakhir, Nabi Saw bersabda :

اِلْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

“Nantikanlah Lailatul Qadr pada sepuluh hari terakhir, jika lemah dan tidak sanggup, jangan terluput 7 hari yang tersisa.”  [HR Muslim no.2822 dan Ahmad II/44,75]

Persiapan Menyambut Lailatul Qadar dengan Sabar dan Hati yang Ikhlas

1.Memperbaiki niat

Rasulullah Saw bersabda :

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى….

“Sesungguhnya amal perbuatan itu diiringi dengan niat, dan sesungguhnya bagi setiap insan akan memperoleh menurut apa yang diniatkan. …..

(HR. Bukhari & Muslim)

Menurut Sulthanul Aulia Syekh Abu Hasan Asy Syadzii, maksud dari hadis di atas adalah niat diharuskan dalam setiap amal perbuatan yang akan dikerjakan oleh insan atau suatu persoalan yang hendak ditinggalkan.

  1. Menjauhi Riya’

Allah berfirman :

قُلْ اِنْ تُخْفُوْا مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ اَوْ تُبْدُوْهُ يَعْلَمْهُ اللّٰهُۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۝٢٩

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menampakkannya, Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

  1. Memperbanyak salat malam dan sabar dalam ketaatan

Allah berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ۝١٥٣

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(QS. Al-Baqarah : 153)

  1. Memperbanyak ‘Itikaf dengan ikhlas dan sabar

Rasulullah Saw bersabda :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).

  1. Membaca, mentadabburi Al-Qur’an serta mengamalkannya

Allah berfirman :

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ ۝٣

Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.

Kisah Teladan

Cerita ini bermula dari Nabi Syam’un Ghozi, seorang Nabi dari Bani Israel yang dikenal karena kekuatan fisiknya dalam melawan kemungkaran. Nabi Syam’un memiliki mukjizat, seperti melunakkan besi dan merobohkan istana. Cerita ini, yang termasuk Israiliyat, sudah dikenal jauh sebelum Nabi Muhammad lahir.

Dalam sebuah pertemuan bersama para sahabat di bulan Ramadhan, Rasulullah menceritakan kisah Nabi Syam’un. Syam’un, yang diutus untuk menentang kemusyrikan di tanah Romawi, akhirnya terpedaya oleh istrinya setelah dijanjikan hadiah oleh Raja Israil. Istrinya mengikatnya saat ia tidur, dan Nabi Syam’un dibawa ke hadapan raja untuk disiksa. Setelah disiksa, Nabi Syam’un berdoa kepada Allah untuk pertolongan.

Doanya dikabulkan, dan dengan kekuatan yang diberikan Allah, Nabi Syam’un meruntuhkan istana raja, mengorbankan sang raja dan istrinya. Setelah kejadian itu, beliau bertekad untuk beribadah selama 1000 bulan tanpa henti. Para sahabat lalu meminta untuk dapat beribadah seperti Nabi Syam’un. Rasulullah kemudian menceritakan tentang Lailatul Qadar, sebuah malam di bulan Ramadhan yang lebih baik dari 1000 bulan, yang jika didapatkan, akan setara dengan ibadah Nabi Syam’un selama 1000 bulan.

Demikian Kajian Ahad kali ini semoga bermanfaat.

Penutup

DOA

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami). (HR. At-Tirmidzi)

 

Editor: Beny

Berita Terkait

Perhutani Bagikan Takjil Gratis Kepada Masyarakat di Bandung
Sambut Libur Idul Fitri, Perhutani Lakukan Pembenahan Wahana Wisata di Lembang
Tinggal Menghitung Hari Umat Muslim Dunia Akan Rayakan Hari Kemenangan, Ini Tradisi Rayakan Kemenangan di Bandung
Luar Biasa 4 Hari Diluncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Peroleh Rp76,3 Miliar
Perhutani KPH Bandung Utara Gelar Pelatihan Penggunaan Alat Ukur Mutu Getah Pinus
Iwan Suryawan Soroti Pembangunan SMPN dan SMAN Bogor yang Kerap Menjadi Polemik di Masyarakat
Perhutani KPH Bandung Utara Bagikan Bantuan Sembako untuk Mitra Penyadap Getah Pinus
Wakil Ketua DPRD Jabar Iwan Suryawan Sebut Akan Perjuangkan Aspirasi Masyarakat Bogor Terkait Anggaran Pembangunan Agar Tepat Sasaran

Berita Terkait

Selasa, 25 Maret 2025 - 04:22 WIB

Pemkot Bandung Jalin Kerjasama dengan Cina Sebagai Upaya Memaanfaatkan Peluang Pengembangan Teknologi Pengolahan Sampah

Senin, 24 Maret 2025 - 06:08 WIB

Muhammad Farhan Sebut Sepak Bola Merupakan Magnet yang Begitu Kencang di Masyarakat Kota Bandung

Sabtu, 22 Maret 2025 - 09:32 WIB

Urban Adventure Menawarkan Pengalaman Wisata Unik, Wali Kota Bandung Pastikan Fasiltas Pendukung Terpenuhi

Sabtu, 22 Maret 2025 - 02:59 WIB

Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran Pemkot Bandung Siapkan POS PAM Dibeberapa Titik Rawan

Jumat, 21 Maret 2025 - 12:40 WIB

Tegas ! ASN Dilarang Mudik Menggunakan Kendaraan Dinas, Wali Kota Bandung Sebut Fasilitas Negara Harus Sesuai Peruntukannya

Jumat, 21 Maret 2025 - 05:49 WIB

Jelang Porprov 2026, Wali Kota Bandung Sebut Keberhasilan Atlet Harus Didukung Sistem Pembinaan yang Kuat dan Konsisten

Kamis, 20 Maret 2025 - 14:42 WIB

Ratusan Armada Bus Siap Angkut Para Pemudik, Dishub Kota Bandung Menggelar Ramcheck Kendaraan

Kamis, 20 Maret 2025 - 06:25 WIB

Jelang Libur Lebaran Menteri Pariwisata Widiyanti Dorong Promosi Wisata Kota Bandung Agar Lebih Luas

Berita Terbaru

Plt Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah.

Jakarta

Stop Tawuran, Jangan Sampai Lebaran Dipenjara

Selasa, 25 Mar 2025 - 08:41 WIB

Agenda tahunan  Ikatan Istri Karyawan Perhutani (IIK-P) Cabang Bandung Utara, saat membagikan Takjil kepada masyarakat.

Bandung

Perhutani Bagikan Takjil Gratis Kepada Masyarakat di Bandung

Selasa, 25 Mar 2025 - 06:40 WIB