Kajian Ahad Ust. Sofyan Sauri: “Akibat Mencampuradukkan yang Hak dan yang Batil”

- Penulis Berita

Minggu, 16 Februari 2025 - 15:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

BandungPunyaBerita. Com, Kajian Ahad edisi 16 Januari 2025, bersama  Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri. M.Pd. terkait kandungan isi Surah Al-Baqarah Ayat 42: dengan tema “Pencampuran Hak dan Batil dalam Persepsi Al-Qur’an”, yang redaksi rangkum berikut ini.

Landasan Teologis

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٤٢

Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya). (QS. Al-Baqarah : 42)

Interpretasi Para Musafir

Pertama
Imam Al-Baidhawi dalam Kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil mengatakan, kata “talbisū” atau mencampur adalah tindakan membuat sesuatu menjadi mirip dengan yang lain.

Dengan demikian, makna Surat Al-Baqarah ayat 42 adalah, “Jangan kalian mencampur kebenaran yang diturunkan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian rekayasa dan menyembunyikan kebenaran tersebut sehingga keduanya tidak dapat dibedakan.”

Kedua

Kitab Tafsir Aisarut Tafasir

Makna kata :

وَلَا تَلۡبِسُواْ الۡحَقَّ بِاۡلبَاطِلِ  Maknanya janganlah kalian campurkan antara kebenaran dan kebathilan sampai kalian mengetahui dan mengamalkannya. Yaitu perkataan mereka : Muhammad adalah seorang nabi akan tetapi hanya diutus kepada orang Arab saja, bukan kepada Bani Israil.

Makna ayat :

Allah juga melarang mereka agar tidak mencampur adukkan antara kebenaran dengan kebathilan, untuk membela kebenaran dan menjauhkan kebathilan yang menyebabkan mereka tidak beriman kepada Muhammad.

Pelajaran dari ayat :

Kewajiban untuk menjelaskan kebenaran dan keharaman menyembunyikan kebenaran.

Niai- niai Pedagogis

  1. Kejujuran dalam menyampaikan kebenaran (Haq)

Kejujuran adalah nilai dasar dalam penyampaian informasi. Allah mengingatkan umat Islam agar tidak mencampurkan kebenaran dengan kebatilan, baik dalam perkataan, perilaku, maupun pengetahuan.

Dalam konteks pendidikan, ini mengajarkan pentingnya kejujuran dalam menyampaikan materi yang benar kepada siswa. Guru atau pendidik harus memberikan informasi yang akurat, tanpa menambah atau mengurangi fakta yang ada, agar siswa dapat memperoleh pemahaman yang benar.

2.Kritis Terhadap Perbedaan antara Hak dan Batil

Ayat ini juga mengajarkan pentingnya membedakan dengan jelas antara yang benar (haq) dan yang salah (batil). Pencampuran keduanya akan menyesatkan.

Pendidikan harus melatih siswa untuk berpikir kritis, mampu membedakan informasi yang benar dari yang salah, serta menghindari penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan fakta atau yang menyesatkan.

3. Kewajiban untuk Menyampaikan Kebenaran (Tanggung Jawab Sosial)

Ayat ini juga menyentuh tentang tanggung jawab moral untuk tidak menyembunyikan kebenaran. Ketika kita mengetahui sesuatu yang benar, kita memiliki kewajiban untuk menyampaikannya dengan baik.

Pendidik harus mendidik siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap informasi dan pengetahuan. Tidak boleh ada kebohongan atau penyembunyian informasi yang dapat merugikan orang lain atau masyarakat.

Kajian Teoretis

Makna Hak dan Batil

Al-haq dalam bahasa Arab artinya adalah yang tetap dan tidak akan hilang atau tidak menyusut (semakin kecil). Sedangkan makna batil berasal dari bathala, yabthulu yang memiliki arti rusak, palsu, salah, tidak benar, tidak sesuai syarat, terlarang, hingga keluar dari kebenaran.

Secara istilah, menurut para ulama hak adalah segala sesuatu yang tetap dan wajib menurut ketentuan syariat. Sedangkan dalam konteks Islam, kebatilan adalah segala bentuk tindakan, keyakinan, atau ucapan yang menyimpang dari kebenaran yang telah ditetapkan Allah SWT melalui Al-Qur’an dan Hadis.

Islam adalah agama yang memprioritaskan kebenaran dalam setiap aspek kehidupan. Kebatilan dipandang sebagai pengkhianatan terhadap fitrah manusia yang sejatinya menginginkan kebaikan dan keadilan.

Allah meyakinkan Nabi Muhammad Saw dan umat-nya agar jangan ragu dalam menyampaikan kebenaran karena kebenaran itu datangnya dari Allah.

Allah SWT berfirman :

اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ ۝٦٠

Kebenaran itu dari Tuhanmu. Oleh karena itu, janganlah engkau (Nabi Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Ali ‘Imran : 60)

Dalam ayat ini terdapat peneguhan dan penenteraman hati Rasulullah Saw. Dari ayat ini diambil sebuah prinsip, bahwa perkara yang ditegaskan oleh dalil-dalil adalah hak (benar).

Perumpamaan hak dan batil digambarkan Allah dalam Al-Qur’an

Allah SWT berfirman :

اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًاۗ وَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءًۚ وَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَۗ

Artinya:

Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan. (QS. Ar-Ra’d : 18)

Dalam Kitab Tafsir Al-Mukhtashar disebutkan bahwa Allah membuat perumpamaan bagi terkikisnya kebatilan dan kelanggengan kebenaran dengan air hujan yang turun dari langit sehingga lembah-lembah mengalirkan airnya, lalu air banjir dari hujan itu membawa buih dan busa di permukaannya. Allah membuat perumpamaan lain bagi kebenaran dan kebatilan dengan sebagian barang tambang berharga yang disepuh dengan api untuk dimurnikan dan menjadikannya perhiasan bagi manusia.

Kebatilan adalah seperti buih dan busa yang mengapung di permukaan air, dan seperti ampas tambang yang dibersihkan oleh api, sedangkan kebenaran adalah seperti air jernih yang diminum, menumbuhkan buah-buahan, tanaman dan rerumputan, dan seperti barang berharga yang tersisa dari barang tambang sesudah dibakar dengan api lalu manusia mengambil manfaat darinya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan lain bagi manusia agar kebaikan menjadi jelas dari kebatilan.

Cara Menghadapi Kebenaran dan Kebatilan yang Datang

Perbuatan yang hak dan batil tidaklah sama, perbuatan batil banyak menarik hati seseorang karena keindahan yang sementara yang dilarang oleh Allah maka hendaklah seseorang memperkuat ketakwaan kepada Allah .

Allah SWT berfirman :

قُلْ لَّا يَسْتَوِى الْخَبِيْثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ اَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيْثِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَࣖ ۝١٠٠

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka, bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang berakal sehat agar kamu beruntung.” (QS. Al-Maidah : 100)

Seseorang yang bertakwa akan Allah berikan Furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) dan Allah akan menghapus kesalahan dan mengampuni dosanya.

Allah SWT berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ ۝٢٩

Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu, menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu. Allah memiliki karunia yang besar. (QS. Al-Anfal : 29)

Demikian Al-Qur’an adalah pemisah kebenaran dan kebatilan

Allah SWT berfirman :

اِنَّهٗ لَقَوْلٌ فَصْلٌۙ ۝١٣

sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil)

Hidup pada zaman sekarang, kita harus waspada dan berhati hati. Banyak fitnah perusak agama yang muncul dari kalangan orang yang terpandang, tokoh umat atau ulama. Tidak semua ulama pasti jujur dan benar bicaranya dan tidak pula pasti istiqamah perbuatannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah menjelaskan firman Allah SWT :

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ الَّذِيْٓ اٰتَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَاَتْبَعَهُ الشَّيْطٰنُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِيْنَ ۝١٧٥

Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu, lalu setan mengikutinya (dan terus menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat. (QS. Al-’Araf :175)

Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khathir berkata: “Jika kamu mengamati tingkah laku sebagian ulama, kamu akan tahu, mereka itu dikuasai oleh hawa nafsunya. Akibatnya, mereka menolak ajaran Islam. Mereka cenderung kepada yang haram. Mereka tidak mendapatkan manisnya bermuamalah dengan Allah Ta’ala. Perhatian mereka, yang penting berhasil dan terpenuhi keinginannya.”

Diriwayatkan dari Ziyad bin Hudair, ia berkata: “Umar bin Khattab Ra pernah berkata kepadaku:

هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الإِسْلَامَ؟ قَالَ قُلْتُ: لَا. قَالَ: يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ

Artinya : Tahukah engkau apa yang menghancurkan Islam?’” Ia (Ziyad) berkata: “Aku menjawab, ‘Tidak tahu.’ Umar Radhiallahu’anhu berkata: ‘Yang menghancurkan Islam adalah penyimpangan orang berilmu, bantahan orang munafik terhadap Alquran, dan hukum (keputusan) para pemimpin yang menyesatkan.’” (HR ad-Darimi no. 214)

Begitu kejamnya tiga kelompok tersebut ketika mereka dikuasai oleh hawa nafsunya karena mereka ambisi dunia. Tidak ada yang selamat dari bahaya tiga golongan ini kapan saja dan di mana saja, melainkan orang yang berilmu din, yang dikaruniai oleh Allah Ta’ala hidayah dan taufik-Nya.

Demikian hidup ini amat singkat. Marilah isi dengan kegiatan bermanfaat, tinggalkan maksiat, jauhi mudharat, hindarkan perbuatan jahat dan jadilah saksi kebaikan serta berhati-hati dari segala apa yang datang dengan mengecek kebenarannya.

Di antara Bentuk Kebatilan yang Dicampuradukkan dengan yang Hak Menurut Al-Qur’an

  1. Mengabaikan keadilan, menyimpang dari kebenaran

Allah SWT berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْاۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا ۝١٣٥

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa’ : 136)

  1. Memakan harta orang lain secara batil

Allah SWT berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ۝٢٩

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’ : 29)

  1. Mencampuradukkan yang hak dan yang batil serta menyembunyikan kebenaran

Allah SWT berfirman :

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَلْبِسُوْنَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُنَࣖ ۝٧١

Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu mencampuradukkan yang hak dengan yang batil dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?

(QS. Ali ‘Imran : 71)

Akibat Mencampuradukkan yang Hak dengan yang Batil

  1. Memperoleh dosa yang berlipat ganda

Rasulullah Saw bersabda :

« وَمَنْ سَنَّ فِي الإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ »

“Dan barang siapa memulai kebiasaan buruk di dalam Islam, dia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Muslim no. 1017)

  1. Memperoleh kecelakaan besar

Allah berfirman:

فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ يَكْتُبُوْنَ الْكِتٰبَ بِاَيْدِيْهِمْ ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ هٰذَا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ لِيَشْتَرُوْا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًاۗ فَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا كَتَبَتْ اَيْدِيْهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُوْنَ ۝٧٩

Celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka, celakalah mereka karena tulisan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat. (QS. Al-Baqarah : 79)

  1. Mendapat Cambuk dari Api Neraka

Rasulullah Saw bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa ditanya mengenai suatu ilmu dan ia menyembunyikannya, maka ia akan dicambuk dgn cambuk dari api neraka pada hari kiamat. [HR Abu Daud]

Kisah Teladan

Setelah Rasulullah Saw. wafat, Aswad al-Ansi, seorang pemimpin palsu, mengklaim dirinya sebagai nabi dan menyesatkan banyak orang. Aswad menindak tegas siapa saja yang menentangnya, termasuk seorang tokoh bernama Abdullah bin Tsuwab, atau Abu Muslim al-Khaulani, yang dikenal karena imannya yang kuat dan keteguhan dalam membela kebenaran.

Abu Muslim al-Khaulani dengan tegas menolak klaim Aswad dan bersaksi hanya kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Saat Aswad mengancam akan membakarnya hidup-hidup di dalam api, Abu Muslim menjawab dengan keberanian, menyatakan bahwa api dunia tidak sebanding dengan azab Allah yang akan menimpa orang yang zalim.

Karena keteguhan dan keberanian Abu Muslim, Aswad akhirnya membebaskannya dan mengusirnya dari Yaman. Abu Muslim al-Khaulani menjadi teladan dalam membela kebenaran, tidak takut menghadapi ancaman, dan selalu mengajak orang untuk berbuat baik dan menegakkan keadilan.

Tutup.

DOA

اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ*

“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikanlah kami kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kami yang bathil itu bathil dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya.”
(H.R. Bukhari dan Muslim).

Demikian Kajian Ahad kali ini semoga bermanfaat.

 

Editor: Beny

Berita Terkait

Jadwal Layanan Sim Keliling untuk Kota dan Kabupaten Bandung, Catat Lokasinya
Kampung Kota Management, Wali Kota dan Unpar Bahas Arsitektur Bandung
Kalahkan Semen Padang, Persib Punya mental Juara
Reses Anggota DPRD Jabar Mamat Rachmat Tampung Aspirasi Warga Bandung Kidul, Bahas Permasalahan Sampah
Menag Tidak Tahu Soal Penolakan Arcamanik, Pemuda Katolik Minta Evaluasi Kinerja Pembimas Katolik Jabar
Ini Alasan KPK Geledah Rumah Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Perwatusi kembali Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Pejaten Timur
Bukan Sekedar Wacana ! Wakil Wali Kota Bandung Tegaskan Berantas Buta Huruf Al-Qur’an

Berita Terkait

Selasa, 11 Maret 2025 - 15:02 WIB

Gerak Cepat Plt Wali Kota Jakarta Timur Bersih-bersih Pascabanjir

Selasa, 11 Maret 2025 - 05:28 WIB

PAPERA Minta Kementerian Perdagangan Ambil Langkah Tegas Terkait Harga Minyak di Pasar

Minggu, 9 Maret 2025 - 20:42 WIB

Perwatusi kembali Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Pejaten Timur

Sabtu, 8 Maret 2025 - 07:26 WIB

Bentuk Kepedulian Kepada Sesama, PERWATUSI Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Bekasi

Jumat, 7 Maret 2025 - 13:10 WIB

Haji Furoda dan Mujamalah Ibadah Haji dengan Visa Khusus Kerajaan

Jumat, 7 Maret 2025 - 05:55 WIB

Bahas Rencana Kerja Sama Tahun 2025, PERWATUSI Bersama Entrasol Gelar Makan Malam dan Buka Puasa Bersama

Jumat, 7 Maret 2025 - 04:22 WIB

Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto dan Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi Ucapkan Selamat HUT Ke-8 SMSI

Kamis, 6 Maret 2025 - 15:52 WIB

Kebebasan Pers Terancam! Wartawan Diserang Saat Investigasi Jaringan Obat Terlarang

Berita Terbaru

Persib Bandung vs Semen Padang

Bandung

Kalahkan Semen Padang, Persib Punya mental Juara

Rabu, 12 Mar 2025 - 03:03 WIB