BANDUNGPUBER. COM – “Menghindari Mengumbar Aib diri dan orang lain dalam menggapai kehidupan yang harmoni”, kutipan diatas adalah judul dar ceramahnya Ust. Sofyan sauri, dalam kajian ahad, (4/2/2024).
Menurut Ust Sofyan pengertian aib secara bahasa bermakna cacat atau kekurangan, sementara itu dalam kitab ad-dur-al- Mukhtar dijelaskan bahwa aib merupakan suatu bagian yang tidak ada dari asal penciptaannya dan hal itu diangga sebagai betuk kekurangan.ujarnya.
Lebih lanjut Ust Sofyan menyampaikan bahwa pengertian aib terbagi dua yaitu, aib khalqiyah yang bersifat kodrat dan aib khuluqiyah yang berkenaan dengan perilaku. Aib Khalqiyah merupakan aib karena terdapat cacat disalah satu organ tubuh atau penyakit yang membuat malu apabila diketahui oleh orang lain.
Sementara aib Khuluqiyah yang bersifat fi’li (perilaku) merupakan aib dari perbuatan maksiat, baik yang dilakukan sembunyi- sembunyi atau terang – terangan.
“Untuk itu marilah kita jauhi ghibah, dusta, prasangka dan mencari- cari orang lain sebagaimana kita menjaga aib pribadi, jelasnya.
Sementara membuka aib orang lain sama dengan membuka aib diri sendiri. Memang berat meninggalkan dosa yang satu ini, menahan tidak membicarakan kejelekan orang lain itu sangalah berat. Karena beratnya itu maka besar pula balasan bagi hamba yang mampu menjaga lisannya dari mengumbar aib orang yaitu Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akherat, tambahnya.
Apa keutamaan menjaga aib, menurutnya ada tiga hal yaitu, pertama Allah akan menutup aibnya di hari kiamat bagi orang yang menutup aib saudaranya, kedua orang yang menutup aib orang lain seperti menghidupkan bayi yang dikubur hidup – hidup dan yang ketiga Allah mengampuni sagala aib dosanya yang pernah dilakukan.
Dan Apa bahayanya mengumbar aib, pertama Allah akan membongkar aibnya bagi yang mencari-cari orang lain, kedua tidak dimaafkan dosanya karena mengumbar aibnya, dan ketiga mendapat azab yang pedih di dunia dan akherat, jelasnya.
Untuk itu bagaimana menghindari mengumbar aib diri dan orang lain dalam menggapai kehidupan yang harmoni, pertama senantiasa mengingkat keutamaan menutup aib dan bahaya mengumbarnya, kedua jauhi prasangka, mencari aib orang lain dan menebar kebencian, ke tiga merasa diawasi oleh malaikat pengawas, ke empat senantias menjaga tangannya dan lisannya dan yang terakhir bertakwa dan mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik, ucapnya.
“Tahun ini kita dihadapi tahun pemilu maka janganlah kita saling mencari kekurangan, menebar aib dan kesalahannya untuk mengalahkan pasangan calon lain”, dikutip dari Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Madarijus salikin mengatakan “Setiap maksiat yang dijelek- jelekan pada saudaramu, maka itu akan kembali kepadamu, maka akan kembali kepadamu. Maksudnya, Engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut” jelas ust Sofyan.
”Semoga hal ini menjadi sebuah renungan dalam kehidupan umat manusia, bahwasannya menutup aib seseorang adalah perbuatan mulia”, pungkasnya.
Editor: Beny