Kebun Binatang Bandung Dahulu Dan Sekarang

- Penulis Berita

Jumat, 5 Agustus 2022 - 02:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BandungPuber. Com — Keberadaan Kebun Binatang Bandung memiliki sejarah yang panjang. Dosen Pendidikan Sejarah Sekolah Pascasarjana UPI dan Kepala Museum Pendidikan Nasional UPI, Leli Yulifar kepada Humas Kota Bandung, Kamis 4 Agustus 2022 mengungkapkan kisah berdirinya Kebun Binatang Bandung.

Cerita dimulai pada tahun 1900, Bupati R.A.A. Martanegara mendirikan Kebun Binatang di Cimindi. Sementara itu, sejumlah pecinta satwa mendirikan Kebun binatang di Bukit Dago.

Sejarah mencatat, 1 April 1906 Bandung menjadi gemeente (kotapraja) yang dipimpin seorang walikota (Burgermaster).

Kemudian, pada tahun 1920 Berdiri Bandoeng Vooruit (Bandung Maju) yakni perkumpulan swasta yang menjadi partner pemerintah dalam menata gemeente khusus di bidang pariwisata, yang terdiri dari orang-orang Belanda.

Bandoeng Vooruit adalah partner gementee dalam membangun, menata kota dan membenahi kota, khususnya untuk bidang pariwisata.

Pada tanggal 1 Oktober 1926, Bandung sebagai gemeente menjadi Kotapraja mandiri (Stadgemeente). Sehingga tidak ada lagi dualisme (antara pemerintah pribumi dan Kolonial).

Kota Bandung sebagai kota mungil yang awalnya hanya desa kecil didirikan untuk kepentingan penduduk Eropa, dengan mengadopsi infrastruktur kota di Eropa.

Karena itu, Pemerintah Kotapraja Bandung (gemeente) mendirikan perumahan dalam skala real estate, gedung pemerintahan, motel/hotel, instansi pendidikan, tempat hiburan, serta taman-taman kota.

Satu di antara taman yang didirikan gemeente tersebut adalah Jubileum Park, yang membentang dari ujung paling utara daerah Lebak Gede Barat sampai dengan Cikapundung Timur.

Jubileum Park, atau taman ulang tahun adalah taman botanik yang berupa tanaman keras dan tanaman hias, didirikan pada tahun 1923 dalam rangka memperingati 50 tahun Ratu Wilhelmina memerintah.

Selanjutnya pada tahun 1933, atas prakarsa Bandoeng Vooruit, kedua kebun binatang yang didirikan di Cimindi dan Bukit Dago tersebut disatukan dengan pindah ke wilayah bagian selatan Taman Botanik (Jubileumpark).

“Artinya Kebun binatang tersebut berdiri pada sebagian tanah gemeente (Pemerintah Kota Bandung), yang terletak di Huygensweg (Sekarang Jl. Tamansari),” ujar Leli.

Pendirian ini disahkan Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 12 april 1933 dengan nama Bandoengsche Zoologisch Park pimpinan Hogland, Kepala bank Bank DENNIS yang sekarang BJB, yang secara ekonomi sangat kuat untuk menjadi pen-support dana dalam mengelola taman hewan tersebut.

Pendirian Bandoengsche Zoologisch Park, tertulis pada Kandang Gajah yang dibangun pada tahun yang sama oleh kontraktor Thio Tjoan Tek yang berkantor di Ost Eindeweg (Jl. Sunda).

Wali Kota Bandung Yana Mulayana saat mengunjungi Kebun Binatang Bandung

Pendirian kebun binatang dan taman-taman di Bandung, sama dengan tujuan didirikannya Jubileum park, yakni merupakan bagian dari kelengkapan infrastruktur kota, di samping taman-taman lain, seperti Insulinde Park (Taman Lalu lintas), Molukken Park (Taman Maluku), Ijzerman Park (Taman Ganesa), dan Pieter Park (Taman Merdeka).

Ketika tahun 1942, Jepang mendarat dan melakukan pendudukan, banyak orang Belanda (termasuk Hoogland) ditahan pihak Jepang, dan berada di tempat penampungan (camp interniran).

Kebun Binatang diurus oleh sekelompok kaum pribumi, satu di antaranya R. Ema Bratakoesoema, dalam kondisi keterbatasan biaya tentunya.

Saat chaos, jangankan memikirkan binatang, manusiapun dalam kondisi darurat pangan, sandang dan papan

Saat kemerdekaan dicapai bangsa ini pada 17 Agustus 1945, kelompok interniran (termasuk Hogland) Kembali ke negaranya (Belanda).

Rentang waktu 1945-1950. Satwa penghuni Kebun Binatang semakin tidak terurus dan memprihatinkan. Karena Indonesia saat itu dalam keadaan mempertahankan kemerdekaan dan menghadapi Agresi Militer I dan II dari pihak Belanda.

Pada saat yang bersamaan, terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi yang disebabkan jatuh bangunnya kabinet. Maka, kondisi Kebun Binatang Bandung makin merana.

Pada tahun 1956, Hogland Kembali ke Bandung, dan melihat bahwa Taman Hewan sudah tampak seperti hutan, dengan tumbuhan liar, serta sedikit hewan yang bisa diselamatkan. Saat itu, terdapat kesepakatan dengan R. Ema Bratakoesoema, yakni :

1. Pembubaran Taman Hewan (Bandoengsche Zoologisch Park);

2. Melikuidasi sisa kekayaan Taman Hewan;

3. Mendirikan Badan Hukum yang dinamai Yayasan Margasatwa Tamansari (Bandoeng Zoolical Garden), dengan Hogland sebagai Ketua Yayasan dan di dalamnya ada beberapa orang Belanda yang dulu terlibat di Bandoengsche Zoologisch Park.

Pada akhir 1957, Hogland bersama rekannya yang lain Kembali ke Belanda, Sehingga Yayasan tersebut dipimpin oleh R. Ema Bratakoesoema sampai meninggal tahun 1984. Selanjutnya YTM dilanjutkan kepengurusannya oleh para ahli warisnya.

Medio 1990. Kebun Binatang nyaris dipindahkan ke Jatinangor, karena saat itu Pemkot Bandung akan menyerahkan wilayah tersebut kepada ITB, yang akan digunakan sebagai perluasan kampus ITB.

Tetapi karena permasalahan dana, rencana tersebut tertunda. Malahan, saat ini Kampus ITB yang sebagian kampusnya berada di Jatinangor. *KebunHumas Kota Bandung

Editor: Beny

Berita Terkait

Gubernur Dedi Mulyadi: Berdasarkan Aspek Profesionalitas, Helmi Yahya Jabat Komisaris, Berikut Struktur Baru Bank BJB
Korban Pelecehan Seksual Oleh dokter di Garut Mendapat Bantuan dari Pemprov Jabar
Pemungutan Suara Ulang Kabupaten Tasikmalaya Rencananya Akan Dilaksanakan Pekan Depan, Catat Tanggalnya
Segala Jenis Pungutan di Jalan dan Sumbangan Kepada Masyarakat Termasuk Parkir Liar Akan Ditertibkan, Pemprov Jabar Keluarkan Surat Edaran
Pemerintah Umumkan Gaji ASN dan Pensiunan Tahun 2025 Naik
Ini Besaran Kenaikan Gaji Kepala Desa dan Perangkat Desa yang Ditetapkan Per 1 Januari 2025
Uang Kompensasi Supir Angkot Dipotong, Gubernur Dedi Mulyadi Sebut “Itu Tindakan Premanisme Saya Akan Proses Hukum”
Garda Terdepan Dalam Berbagai Situasi

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 03:23 WIB

Di Balik Loreng, Ada Cinta untuk Anak-anak Enggros

Senin, 14 April 2025 - 10:54 WIB

Perkuat Silaturahmi, MBI Jakarta Gelar Halal Bihalal Bikers Motor Besar

Senin, 14 April 2025 - 10:38 WIB

Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Kardinal Suharyo Dapat Apresiasi

Minggu, 13 April 2025 - 13:49 WIB

Keluarga Besar Sanggar Sinlamba Batavia Gelar Halal Bihalal 1446 H di Jakarta Utara

Sabtu, 12 April 2025 - 01:51 WIB

Setengah Abad Andri Lesmana, Komunitas Rumpies Kumpul Bareng di Jakarta

Jumat, 11 April 2025 - 04:45 WIB

“Ingin Buka Bengkel, Ida Tersandung Izin Trotoar: Potret Buram Birokrasi DKI”

Rabu, 9 April 2025 - 05:58 WIB

Laksda Purn Soleman B. Ponto Desak Personel Militer Aktif di Bakamla Dikembalikan ke Satuan Asal

Rabu, 9 April 2025 - 05:54 WIB

Lagi Pelecehan Profesi Wartawan, Ini Kata Kabid Kode Etik Jurnalistik Forum Pemred SMSI

Berita Terbaru