BandungPuber. Com, Bandung – Ustad Hanan Attaki. Lc. memberikan klarifikasi terkait pemberitaan penolakan dirinya oleh PCNU Pamekasan, Jawa Timur, pada ceramah yang dilaksanakan di Desa Laden Kecamatan Pamekasan, Minggu (12/2/2023). “Saya mengapresiasi sikap masyarakat Pamekasan pada peristiwa hari Minggu tersebut.
Namun ijinkan saya memberi klarifikasi atas pemberitaan yang muncul di media atas peristiwa tersebut,” kata Ustad Hanan Attaki melalui siaran pers yang dirilis pada Jumat (17/2/2023).
Ia mengatakan, tak benar jika ada yang menyebutkan dirinya adalah seorang yang menganut paham wahabi. Tuduhan itu dialamatkan kepada dirinya seperti yang disampaikan salah seorang pengunjuk rasa saat Ustad Hanan berceramah di Pamekasan. Hal itu terlihat dalam salah satu video yang beredar melalui jaringan sosial media.
Ustad Hanan Attaki mengatakan dirinya justru tumbuh di lingkungan Nahdlatul Ulama atau NU. Orang tua dari istrinya adalah seorang Nahdlatul Ulama di Tuban, Jawa Timur. Tak hanya itu, orang tuanya pun merupakan seorang ahlussunah waljamaah atau aswaja. “Jadi saya pun seorang aswaja dan bukan seorang wahabi,” katanya.
Terkait ceramah yang menggunakan diksi nabi Musa adalah preman, hal itu adalah sebuah kekeliruan diksi dan sudah meralatnya sejak tahun 2017 lalu. Ustad Hanan Attaki bermaksud untuk bercerita tentang kelebihan atau mukjizat Nabi Musa yang kuat dan hebat.
Nabi Musa, dalam sebuah cerita, dengan mencolek seseorang bisa membuat orang itu jatuh tergeletak. Di situ mungkin dikatakan nabi musa kekuatannya lebih dari preman.
Sedangkan terkait istri Rasulullah Siti Aisyah yang dikatakan cewek gaul, maksudnya adalah perempuan yang berusia muda tetapi sangat suka bergaul dengan orang miskin dan memperhatikan kebutuhan mereka. Siti Aisyah dikategorikan sebagai perempuan yang memiliki kecakapan komunikasi personal yang lebih, sebagaimana layaknya Rasulullah SAW. “Saya yakin ini salah persepsi atau missed understanding,” katanya.
Ustadz Hanan Attaki,. Lc. adalah seorang dai lulusan al Azhar Mesir, yang sangat dikenal dan digemari kaum milenial. Karena dakwahnya yang memiliki gaya dan metode sesuai kehidupan anak muda. Dia mengatakan, pemilihan diksi dalam dakwahnya murni sebuah usaha untuk menjelaskan Islam kepada anak muda dari sudut pandang anak muda itu sendiri. Agar mereka tertarik kepada Islam dan menjadi lebih baik.
Ustad Hanan Attaki juga menyampaikan permohonanan maafnya atas kesalahpahaman yang terjadi, sehingga muncul persepsi lain dan kemudian terjadi penolakan atas dirinya.
Editor: Beny