Laporan Penelitian HCC: 34% Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Alami Gangguan Mental Emosional

- Penulis Berita

Rabu, 18 Desember 2024 - 03:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH Peneliti Utama HCC, Bunga Pelangi, SKM, MKM sebagai Direktur Program HCC, serta Prof. Nila F. Moeloek dari FKI. Studi. Ft dok, YD.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH Peneliti Utama HCC, Bunga Pelangi, SKM, MKM sebagai Direktur Program HCC, serta Prof. Nila F. Moeloek dari FKI. Studi. Ft dok, YD.

BandungPuber. Com, Jakarta – Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC), Fokus Kesehatan Indonesia (FKI), dan Yayasan BUMN melalui inisiatif Mendengar Jiwa Institute mengungkap fakta memprihatinkan mengenai kondisi kesehatan mental remaja di Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa 34% pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi gangguan mental emosional, dengan 3 dari 10 pelajar sering menunjukkan perilaku marah dan agresif yang mengarah pada potensi konflik fisik.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH selaku Peneliti Utama HCC, Bunga Pelangi, SKM, MKM sebagai Direktur Program HCC, serta Prof. Nila F. Moeloek dari FKI. Studi ini dilakukan dalam rangka membangun dasar program Zona Mendengar Jiwa, sebuah inisiatif yang bertujuan meningkatkan kesadaran, menyediakan edukasi, serta menciptakan intervensi berbasis data terkait kesehatan mental remaja di institusi pendidikan.

Temuan Utama Penelitian

1. Gangguan Mental dan Emosional

Dr. Ray Wagiu Basrowi menyatakan bahwa angka 34% ini menjadi indikasi serius gangguan kesehatan mental remaja di kota metropolitan seperti Jakarta. “Hasil ini menjadi gambaran awal yang harus dianalisis lebih mendalam. Angka tersebut bahkan melampaui data dari penelitian sebelumnya,” ujarnya. Lebih lanjut, 10% pelajar SMA juga mengaku merasa rentan terhadap masalah kesehatan mental akibat rendahnya kesadaran diri (self-awareness) mengenai kondisi mereka.

2. Peran Peer Counseling Lebih Dominan

Studi ini menemukan bahwa 67% pelajar lebih memilih untuk berbicara dengan teman sebaya terkait masalah mental mereka ketimbang berkonsultasi dengan guru atau konselor sekolah. Sayangnya, sebagian besar pelajar enggan mendatangi ruang Bimbingan Konseling (BK) karena adanya stigma negatif. Hal ini menegaskan pentingnya konselor sebaya (peer counselor) sebagai mitra mitigasi dalam mendukung kesehatan mental di sekolah.

Prof. Nila F. Moeloek mengingatkan bahwa pendekatan melalui teman sebaya harus dilakukan dengan hati-hati. “Konsultasi antar teman sebaya hanya dapat dijadikan sebagai ruang bercerita, bukan upaya mitigasi utama. Pendampingan dari guru, orang tua, dan profesional tetap diperlukan untuk memastikan solusi yang tepat dan akurat,” tegasnya.

Rekomendasi Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan ini, penelitian merekomendasikan sejumlah langkah strategis, di antaranya:

1. Implementasi Program Zona Mendengar Jiwa

Program ini mengusung pelaksanaan skrining kesehatan mental, identifikasi dini, konseling berbasis sekolah, serta konseling sebaya yang lebih terintegrasi.

2. Rebranding Ruang BK

Upaya memperbaiki citra ruang BK agar lebih ramah dan terbuka untuk pelajar menjadi solusi penting guna mengatasi stigma.

3. Kolaborasi Guru, Orang Tua, dan Teman Sebaya

Diperlukan upaya terstruktur untuk melibatkan semua elemen pendidikan, sehingga sekolah dapat menjadi lingkungan yang ramah terhadap kesehatan mental.

Heru Komarudin, Program Manager Health and Wellbeing Yayasan BUMN, menegaskan pentingnya program ini dalam mendukung generasi muda sehat mental dan fisik, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. “Harapannya, sekolah dapat mengadopsi rekomendasi ini sehingga kita bisa menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih kuat secara mental,” ujarnya.

Tentang Yayasan BUMN

Yayasan BUMN merupakan organisasi nirlaba yang berfokus pada kesejahteraan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui berbagai program inovatif, Yayasan BUMN berkomitmen mendukung pertumbuhan harmonis antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Dengan hasil penelitian ini, langkah nyata dalam penanganan kesehatan mental remaja di Jakarta diharapkan dapat menjadi contoh bagi institusi pendidikan di seluruh Indonesia. (YD)

 

Editor: Beny

Berita Terkait

Kajian Ahad Ust Sofyan Sauri: “Indahnya Berbakti Kepada Orang Tua Sebelum Penyesalan Datang”
Diduga Langgar UU Ketenagakerjaan, PT Pusaka (Putra Perkasa) Tak Beri Gaji dan BPJS kepada Para Sopir Tangki
Aksi Terjun Paralayang Mengibarkan Bendera MBI Jadi Pembuka Anniversary MBI ke 7
Aksi Nasional PP KAMMI: Reformasi di Persimpangan Jalan
Rakyat Indonesia Deklarasikan Partai Perubahan Baru
Peringati Hari Jadi PERSAJA ke-74, Kejari Jaktim Adakan Upacara dan Potong Tumpeng
Hakikat Perkawinan: Bukan Sekadar Ikatan, Tapi Perjalanan Jiwa Dua Manusia
MAXONE Hotel Kramat Jakarta Hadirkan “Snack Hub” Gratis di Setiap Kamar untuk Tingkatkan Kenyamanan Tamu
Tag :

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 10:36 WIB

Pastikan Kesehatan Hewan Kurban, 334 Petugas dari SatGas Kurban Bandung Dikerahkan

Minggu, 18 Mei 2025 - 04:12 WIB

Satgas Premanisme Resmi Dibentuk, Muhammad Farhan Sebut Satgas Ini Difokuskan pada Titik Strategis

Minggu, 18 Mei 2025 - 03:43 WIB

Program Kerja 100 Hari Muhammad Farhan Melaksanakan Pananganan Sampah Sebagai Prioritas

Kamis, 15 Mei 2025 - 00:21 WIB

Sebanyak 1.500 RW di Kota Bandung Terapkan Kawasan Bebas Sampah, Kadis DLH Sebut Kesadaran Warga Adalah Kunci

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:55 WIB

Dua Kampung Siaga Bencana Disiapkan Untuk Mengantisipasi Megathrust dan Patahan Lembang

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:46 WIB

Mantap ! Layanan Bandung Caang Baranang, Dishub Siap 24 Jam Melayani

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:32 WIB

Mencoba Parkir Liar ? Dishub Kota Bandung Bertindak

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:20 WIB

Selama Libur Panjang Waisak Semua Tempat Hiburan Ditutup, Wali Kota Bandung Sebut Ini Bentuk Keadilan

Berita Terbaru