Mendalami Makna Hikmah dalam setiap peristiwa Sebagai Upaya Mewujudkan Kesadaran Bersikap

- Penulis Berita

Senin, 13 Mei 2024 - 09:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prof.Dr. H. Sofyan Saori, M.PD, (Guru Besar UPI.).

Prof.Dr. H. Sofyan Saori, M.PD, (Guru Besar UPI.).

BandungPunyaBerita. Com, Kota Bandung – Kajian bersama Prof.Dr. H. Sofyan Saori, M.PD, pada kajian Ahad 12 Mei 2024, kali ini membahas terkait Ayat Surah Al- Baqarah ayat 269, “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”. Qs, Al-Baqarah Ayat 269.

 Menurut Prof, Sofyan Saori, dalam Tafsir Aisarut Tafasir disebutkan,

Pertama, yakni Makna kata:

{ الۡحِكۡمَةَ } Al-ẖikmah: Memahami rahasia syariat dan menjaga Al-Qur’an dan sunnah.

{ أُوْلُواْ الۡأَلۡبَٰبِ } Ulul Albâb: Orang-orang yang pandai punya akal cerdas dan mau memikirkan hal yang bermanfaat.

Pelajaran dari ayat tersebut adalah,

  • Memenuhi seruan Allah dan beramal sesuai dengan petunjuk-Nya.
  • Keutamaan ilmu di atas harta.

Makna ayat:

Pertama

Pada ayat (269) Sesungguhnya Allah Ta’ala mendorong hamba-hambaNya untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang mendorong untuk melakukan amal saleh, dan hal itu hanya ada pada mempelajari Al-Qur’an dan sunnah dengan cara menghafalnya dan memahami keduanya. Allah Ta’ala berfirman; “Allah memberikan hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah) kepada siapa saja yang dikehendakinya.” Yaitu kepada siapa saja yang mencarinya dan senang untuk mendapatkannya, sambil meminta kepada Allah untuk mengajarinya.

Pada akhir ayat Allah mengabarkan bahwa siapa yang diberikan hikmah maka sungguh telah diberikan kebaikan yang banyak. Maka hendaknya orang yang berakal mencari hikmah sebelum mencari kekayaan duniawi.

Ke- 2 Dalam Tafsir Al-Wajiz dijelaskan.

Dia memberikan hikmah, yaitu kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama dan sifat bijak berupa kebenaran dalam setiap perkataan dan perbuatan kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak, sebab dengan sifat bijak, urusan dunia dan akhirat menjadi baik dan teratur.

Adakah kebaikan yang melebihi hidayah Allah kepada seseorang sehingga dapat memahami hakikat segala sesuatu secara benar dan proporsional? Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat, sebab akal sehat yang tercerahkan dengan cahaya ketuhanan dapat mengetahui kebenaran hakiki tanpa dipengaruhi hawa nafsu. Maka sinarilah jiwa dengan cahaya ketuhanan bila ingin mendapat kebaikan yang banyak.

Ke-3 Dalam Tafsir Ath-Thabari,

Abu Ja’far berkata, “Maksud dari ayat tersebut adalah Allah menghendaki memberi bidikan berupa pelajaran dalam ucapan maupun perbuatan atas orang yang Dia kehendaki. Barang siapa yang diberi pelajaran dengan hal tersebut maka ia benar-benar diberi kebaikan yang lebih banyak.

Makna Hikmah,

Secara etimologi, hikmah diartikan oleh jumhur ulama sebagai “kebijaksanaan”.

Adapun secara istilah, hikmah yaitu mengetahui sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang terbaik. Sedangkan orang yang teliti, terampil dalam pekerjaannya adalah orang yang bijak atau hakim.

Sedangkan menurut beberapa mufasir, di antaranya yakni Ibnu Katsir mengatakan hikmah adalah ilmu nafi’ (bermanfaat) yang membawa pemiliknya untuk beramal. Ibnu Qayyim dalam tafsirnya, bahwa hikmah adalah sesuatu yang datang dari Rasulullah Saw. yakni Al-Qur’an.

Maka hendaklah kita senantiasa menghayati ayat-ayat Allah (baik kauninyyah ataupun qauliyyah) dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa.

Allah berfirman :

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ ۝٢٩

(Al-Qur’an ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) yang penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (QS. Shad : 29).

Said al-Qahthani dalam Kitab al-Hikmah al-Da’wah ila Allah, secara garis besar, orang yang mendapat hikmah memiliki ilmu yang bermanfaat, sikap yang arif dan murah hati. Ketiga hal tersebut merupakan rukun yang dijadikan dasar hikmah.

Said al-Qahthani memberikan resep agar seorang hamba mendapat hikmah dari Allah Swt. Menurutnya, seorang hamba harus melewati step by step untuk mencapai keutamaan yang sangat luar biasa ini.

  • Pertama, berkepribadian baik.
  • Kedua, mengamalkan ilmu dengan kejujuran dan keikhlasan
  • Ketiga, istikamah
  • Keempat, pengalaman

Menurut Said al-Qahthani, pengalaman memiliki pengaruh yang sangat besar dalam rangka meraih kemahiran yang profesional.

Bila Allah memberi hikmah kepada seseorang, maka dapat diyakini bahwa ia dibimbing di jalan yang benar  sehingga  semua  perilakunya  berbuah kebaikan. Orang semacam ini digolongkan sebagai  ulul albab  yang  tercandrakan dalam surah Ali Imran ayat 190-191.

Allah berfirman :

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ۝١٩٠الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۝١٩١

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali Imran : 190-191)

Menurut Prof, H. Sofyan mengungkapkan bahwa yang  menjadi fokus ayat di atas adalah ciri pokok ulul albab, yaitu keseimbangan  dalam  berzikir dan berpikir. Ulul albab senantiasa mengingat Allah atau  berzikir dalam keadaan seperti apa pun, dan berpikir tentang penciptaan, serta menyadari  bahwa  semuanya  tidak ada yang sia-sia dengan ucapan subhanallah. Inilah orang yang mendapat hikmah Allah, kebijaksanaan sejati.

Segala yang terjadi dalam kehidupan adalah ketetapan Allah, maka hendaklah kalian menerima setiap peristiwa dalam kehidupan dengan sabar dan ikhlas serta mengambil hikmahnya.

Allah berfirman :

قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ۝٥١

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.  (QS. At-Taubah : 51).

 Manusia akan naik derajat ketakwaannya di hadapan Allah bila mereka kuat dalam menghadapi segala peristiwa baik musibah, ujian dan cobaan dalam kehidupan ini.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Allah akan menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ujian berat,  juga mencatat segala usaha sebagai bentuk ibadah dan mengujinya dengan berbagai macam cobaan. Tujuannya adalah agar manusia tak memiliki hati yang sombong, selalu rendah hati, juga sebagai kunci mendapatkan anugerah-Nya dan membuka pintu pengampunan-Nya.

Apa Hikmah dalam Setiap Peristiwa sebagai Upaya Mewujudkan Kesadaran Bersikap ?

  1. Mendidik hamba-Nya untuk berubah dengan merasakan dampak akibat dari ulah tangannya dan Allah hendak mensucikan dosanya

Allah berfirman :

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ (٣٠)

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syuara : 30).

 

Rasulullah Saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَة)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Cobaan itu akan senantiasa bersama orang yang beriman baik laki-laki ataupun perempuan baik berkaitan dengan dirinya, anaknya ataupun hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.” (HR. At-Turmudzi no. 2323).

  1. Rencana Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya walaupun tidak sesuai dengan rencana kita karena Allah yang Maha Mengetahui segala kebutuhan hamba-Nya

Allah berfirman :

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَࣖ ۝٢١٦

Artinya, “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216).

  1. Mendidik hambanya agar taat kepada Allah karena hanya kepada Allah mereka akan dikembalikan

Allah berfirman :

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ۝١٥٦

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).(QS. Al-Baqarah : 156).

  1. Menghilangkan rasa sombong yang ada dalam diri hamba-Nya sehingga dia kembali kepada Allah dengan banyak memanjatkan doa

Allah berfirman :

وَاِذَآ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِنْسَانِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُوْ دُعَاۤءٍ عَرِيْضٍ ۝٥١

Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling (tidak mensyukuri nikmat-Nya) dan menjauhkan diri (dari Allah dengan sombong), namun apabila kesusahan menimpanya, dia akan banyak berdoa. (QS. Fushshilat : 51).

  1. Memperoleh kebaikan atas setiap peristiwa kejadian

Setiap peristiwa yang diterima secara positif akan mendatangkan peluang, ibrah, hikmah dan anugerah.

Rasulullah saw bersabda:

 مَنْ يُرِدِ للهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رواه البخاري)

“Orang yang Allah inginkan kebaikan atasnya  maka akan diberinya musibah.”

(HR. Al-Bukhari).

 

Kisah Teladan,

Rasulullah Saw. bersabda :

اتَّقِ اللهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ َمْحُهَا 

Bertakwalah engkau kepada Allah dan susulilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan jelek.”

(HR. Imam Tirmidzi).

 

Nabi Ayub As diutus oleh Allah SWT ke sebuah negeri bernama Hauran yang sekarang terletak di antara Suriah dan Yordania, dikisahkan selama disana Nabi Ayub dikenal sebagai sosok yang kaya dan terpandang oleh masyarakat. Nabi Ayub memiliki banyak sekali harta kekayaan seperti hewan ternak, ladang pertanian, dan memiliki banyak keturunan.

Namun segala kekayaan yang diberikan Allah SWT kepadanya tak lantas membuatnya menjadi sombong dan lupa akan kebesaran-Nya. Ia mensyukurinya dengan senantiasa menyedekahkan harta benda yang dimilikinya kepada sesiapa yang membutuhkan dan tak pernah lalai dari kewajibannya beribadah kepada Allah.

Begitupun saat Nabi Ayyub mendapat cobaan harta benda dan segala yang dimilikinya habis tak bersisa. Namun itu tidak mempengaruhi rasa syukur dan kadar ketaatannya kepada Allah SWT yang justru semakin meningkat setiap waktu.

 

Tidak hanya mendapat cobaan kehilangan harta bendanya dalam sekejap, Nabi Ayyub As juga mendapat cobaan dari Allah SWT berupa penyakit kulit yang sangat parah dan menjijikkan selama 18 tahun.

Akibat penyakitnya itu, ia sampai dijauhi oleh semua orang di sekitarnya bahkan diusir dari rumahnya. Diceritakan, ia tinggal di tempat pembuangan sampah bersama istrinya yang bernama Rahma binti Afrayim serta dua orang saudaranya.

“Sesungguhnya Nabiyullah Ayub As berada dalam ujiannya selama 18 tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya.”

Namun itu semua tidak membuatnya mengeluh dan menyalahkan keadaan yang dideritanya. Ia tetap tenang dan sabar menghadapi cobaan yang terus menderanya secara bertubi-tubi dan terus memperbanyak ibadahnya selama masa sulitnya tersebut.

 

Tak hanya perihal kesabaran dan ketabahan yang bisa kita didapatkan dari kisah Nabi Ayub ‘Alaihissalam, tetapi juga diajarkan tentang pentingnya keikhlasan dalam menjalani hidup dengan segala rintangannya, termasuk saat kita kehilangan sesuatu yang berharga.

Seperti saat Nabi Ayub mendapati dirinya jatuh miskin dan kehilangan semuanya termasuk anak-anaknya ditambah dengan penyakit kulit yang sangat menyakitkan. Kala itu Nabi Ayub justru menerima cobaan yang sangat berat. Namun, dengan ikhlas ia menerimanya karena ia tahu dan ingat bahwa semua harta benda dan anak keturunan bukanlah miliknya, melainkan titipan Allah yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh-Nya.e

Demikian Kajian Ahad kali ini Bersama Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, S. PD, semoga bermanfaat.

 

Do’a Penutup

 

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

(QS. An-Naml : 19).

 

Editor: Beny

 

 

 

Berita Terkait

Kolaborasi Srikandi PLN, PIKK, dan YBM PLN Ajak Anak-anak Panti Asuhan Baitul Arief Meraih Mimpi
Bagi Pengguna Kendaraan, Fly Over Ciroyom Sudah Bisa Dilintasi
Perhutani Uji Coba Transaksi Cashless Aplikasi Socio Forest Kepada LMDH Di Bandung
Perhutani Bersama DPR RI Tingkatkan Infrastruktur Jalan Wisata di Purwakarta
Perhutani Lakukan Penutupan Diklatsar Saka Wanabakti Di Bandung
Upaya Cegah Lahan Semakin Kritis, Pemkot Bandung Akan Perketat Perizinan Kawasan Bandung Utara
Yod Mintaraga Jelaskan Tentang Peraturan Tentang Tata Tertib DPRD Jabar Kepada Panja Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
Mesin Motah- 6 Solusi Atasi Sampah di Kota Bandung
Berita ini 11 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 28 Oktober 2024 - 00:42 WIB

Ada yang Baru di Kota Bandung, “Klandestin Space” Arena Seru yang Wajib Dikunjungi

Jumat, 25 Oktober 2024 - 05:39 WIB

Jelang HPN 2024 Forum Serikat Media Siber Indonesi Telah Merancang Berbagai Kegiatan

Jumat, 25 Oktober 2024 - 05:18 WIB

BSD Menjadi Kota Lanjutan PPM Manajemen Kembangkan SDM Bersertifikasi

Rabu, 23 Oktober 2024 - 01:31 WIB

Nyalakan Mimpi Masyarakat Adat di Sukabumi, PLN bantu Sambung Listrik Gratis pada HLN ke-79

Rabu, 23 Oktober 2024 - 01:17 WIB

Isu Poligami dan Narkoba Terhadap Calon Bupati Subang Semakin Memanas

Selasa, 22 Oktober 2024 - 13:17 WIB

Napak Tilas 2 Dekade Gontor Putri 2004: Refleksi dan Inspirasi untuk Masa Depan

Senin, 21 Oktober 2024 - 01:51 WIB

IKPI Cabang Bekasi Gelar Seminar dan Pemilihan Ketua Periode 2024-2029

Rabu, 16 Oktober 2024 - 01:10 WIB

“Premanisme Ancam Kebebasan Pers, Dr. Edi Saputra Minta Polisi Bertindak”

Berita Terbaru

Kegiatan puncak Hari Osteoporosis Nasional 2024 dengan tema

Jakarta

Puncak Peringatan Hari Osteoporosis Nasional 2024 di GBK

Minggu, 27 Okt 2024 - 12:33 WIB

Karyawan PT. New Priok Container Terminal Satu (NPCT1).

Jakarta

Berubah Jadi SP NPCT1, Ini Harapan Para Karyawan

Minggu, 27 Okt 2024 - 12:29 WIB