Kajian Ahad ; “Mendalami Makna Do’a, Ikhtiar, dan Tawakal sebagai Seni Menerima Keputusan Allah yang Hakiki”

- Penulis Berita

Senin, 2 September 2024 - 00:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ust. Pros. Dr. H. Saoyan Sauri. M.Pd. bersama remaja Majlis Ta'lim.

Ust. Pros. Dr. H. Saoyan Sauri. M.Pd. bersama remaja Majlis Ta'lim.

BandungPunyaBerita.Com, Kota Bandung –  Ahad edisi 1 September 2024 bersama Ust. Prof. Dr.H. Sofyan Sauri. M.Pd, kajian isi dari kandungan Surah Al-Anfal Ayat 61, berikut yang redaksi himpun.

Landasan Teologis.

اللّٰهِۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ۝  ۞ وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى

(Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfal : 61)

Interpretasi Para Mufasir.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa perdamaian merupakan suatu hal yang sangat baik dilakukan. Abu Hasan Al-Mawardi dalam Tafsir Al-Mawardi menerangkan bahwa ayat tersebut memiliki tiga sudut pandang tentang perdamaian :

Jika pihak yang bertentangan dengan Nabi Muhammad Saw. menawarkan perdamaian, maka terimalah tawaran tersebut

Jika suatu kelompok yang memerangi Nabi Muhammad Saw. melakukan gencatan senjata, maka Nabi Muhammad Saw. sudah sepantasnya untuk melakukan gencatan senjata pula.

Jika ada suatu kaum mau menerima ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. maka terimalah mereka dan tidak perlu untuk tahu isi hatinya sampai curiga apakah yang mereka lakukan adalah atas dasar kerelaan secara lahir dan batin atau tidak.

Ahab Az-Zuhaili dalam Tafsirnya, Tafsîr Al-Munîr mengatakan bahwa perdamaian lebih utama dari pada peperangan. Nilai semangat perdamaian adalah ajaran utama dari syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw.

Menurutnya, Islam adalah agama perdamaian, hidayah, dan cinta. Peperangan yang terjadi pada waktu itu adalah dalam kondisi terpaksa karena tidak ada alternatif lainnya.

Syekh Nawawi Al-Bantani, dalam kitab Tafsir Marah Labib menjelaskan, ayat ini memerintahkan umat Islam untuk menerima perdamaian jika musuh menawarkannya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan selalu berusaha untuk menghindari konflik.

Pada ayat ini juga diperintah untuk bertawakal kepada Allah setelah condong pada perdamaian menunjukkan bahwa manusia tidak boleh lengah dalam usahanya untuk mencapai perdamaian. Di satu sisi, manusia harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai perdamaian, dan di sisi lain, manusia harus selalu berserah diri kepada Allah dan memohon petunjuk dan pertolongan-Nya.

Merujuk Ibnu Jarir dalam kitabnya Tafsir Jami’ul Bayan, Islam dengan tegas melarang segala bentuk kekerasan. Disebutkan bahwa membunuh satu jiwa sama saja dengan membunuh seluruh umat manusia. Pelaku tindakan keji ini akan mendapatkan balasan setimpal, yaitu neraka Jahanam

Nilai-Nilai Pendidikan.

  • Pertama Mendidik hambanya agar senantiasa beriman dan bertakwa atas apa yang Allah perintahkan
  • Kedua Senantiasa menciptakan perdamaian dalam segala kondisi apapun agar nyaman, aman, tenang dan bahagia
  • Ketiga Mengajarkan hamba-Nya agar menjadi insan yang senantiasa berdoa, beriktiar dan bertawakal dalam segala urusannya
  • Keempa Menumbuhkan rasa empati dan solidaritas kepada orang lain dan menjauhi rasa saling curiga yang menimbulkan konflik dan perpecahan.

Makna Doa.

Pengertian doa dalam Islam adalah sikap berserah diri kepada Allah SWT.

Imam Hafizh Ibnu Hajar dari Imam At-Thaibi dalam kitab Fathul Bari, memperlihatkan sikap berserah diri dan merasa membutuhkan Allah SWT, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah SWT.

Dengan demikian, do’a sebagai bentuk penghambaan dan komunikasi langsung dengan Allah.Pentingnya do’a sebagai bentuk pengharapan dan permohonan kepada Allah.

Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَࣖ ۝٦٠

Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir : 60)

Imam Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menuturkan bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata :

Yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya ‘an ‘ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa.

Dengan demikian ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Adapun orang yang tidak berdoa karena sesuatu alasan, maka tidak terkena ancaman tersebut. Walaupun demikian memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya sebab dalil-dalil yang menganjurkan berdoa cukup banyak.

Makna Ikhtiar.

Kata ikhtiar diambil dari bahasa Arab, yakni ‘ikhtaara’ yang artinya memilih. Sementara dalam bentuk kata kerja, ikhtiar berarti melakukan upaya atau usaha untuk memilih hal yang baik.

Allah berfirman :

وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ۝٦

Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan), sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena manfaatnya kembali kepada dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya (tidak memerlukan suatu apa pun) dari alam semesta.

(QS. Al-Ankabut  : 6)

Makna Tawakkal

Para ulama telah menjelaskan makna tawakkal. Diantaranya adalah Imam Al-Ghazali dalam  Ihya’ Ulumid Din, beliau berkata : “Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ditawakkali) semata”

Al-Allamah Al-Manawi dalam Kitab Faidhul Qadir, berkata :”Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang ditawakkali”

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرً۝٣

Artinya :

Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.  (QS. At-Talaq : 3)

Iman kepada takdir-Nya adalah penyempurna keimanan seorang hamba kepada Allâh dan tidak akan benar keimanan seorang hamba tanpa ini, karena mengimani takdir Allâh termasuk rukun iman.

Allah SWT telah mencatat seluruh takdir makhluk di al-Lauhul Mahfuzh. Rasulullah Saw bersabda :

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.

“Allah telah mencatat seluruh taqdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.”

  1. Muslim (no. 2653 (16)) dan at-Tirmidzi (no. 2156)

Ibnu Rajab dalam kitab Jaami’ul Uluum wal Hikam Syarah Arbain an-Nawawy menyebutkan bahwa apa yang telah ditakdirkan menimpa manusia tidak akan meleset darinya, dan apa yang ditakdirkan tidak mengenai manusia, maka tidak akan mengenainya, sudah kering tinta pena itu dan sudah ditutup catatan.

Demikian hendaklah kita sebagai seorang hamba Allah yang beriman kepada-Nya dan meyakini akan takdir Allah harus senantiasa berdoa, berikhtiar dengan maksimal kemudian tawakal akan semua rencana-Nya.

Allah berfirman :

قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ۝٥١

Artinya :

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.

(QS. At-Taubah : 51)

Para ulama menjelaskan ada empat macam takdir, yaitu:

Takdir Azali yaitu takdir yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Takdir azali ini adalah takdir yang merupakan takdir utama yang pasti terjadi bagi semua mahkluk.

Takdir ‘umri yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin.

Takdir Sanawi yaitu takdir yang berlaku tahunan dan ditulis kejadian setahun ke depan setiap malam lailatul qadar.

Takdir Yaumi yaitu  takdir yang berlaku harian.

Perlu diperhatikan bahwa di antara empat takdir ini, takdir utamanya adalah takdir azali yang tertulis di lauhil mahfudz, sedangkan tiga takdir yang lainnya (‘umri, sanawi, dan yaumi) adalah takdir yang bisa merubah.

Kesatuan Do’a, Ikhtiar, dan Tawakal

Kombinasi antara do’a, ikhtiar, dan tawakal sebagai formula keseimbangan hidup.

Pentingnya menjalankan ketiganya dalam keseharian untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.

Ilustrasi: Pohon kehidupan yang berakar pada do’a, batangnya adalah ikhtiar, dan buahnya adalah tawakal

”Cara agar Kita Senantiasa Berdo’a, Berikhtiar, dan Bertawakal dalam Menerima Keputusan Allah yang Hakiki”

  1. Mengetahui Keutamaannya berdoa

Rasulullah Saw bersabda :

لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الْدُعَاءُ

“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa“.

(Sunan At-Tirmidzi)

  1. Setiap doa akan dikabulkan maka berdoalah dalam meminta takdir yang terbaik

Allah SWT berfirman :

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ۝١٨٦

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

(QS. Al-Baqarah  : 186)

  1. Teruslah bertawakal karena tawakal mengantarkan kepada rezeki dan takdir yang baik

Allah SWT berfirman :

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”

(Sunan Ibnu Majah)

  1. Tidak menyesali urusan yang terlewat darinya serta tidak bersedih hati dan terus berusaha dalam menjemput takdir Allah

Rasulullah Saw bersabda :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ  » [أخرجه مسلم

Artinya :

“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah. Dan pada keduanya ada kebaikan, maka bersemangatlah untuk mencari apa yang bermanfaat untukmu. Mintalah pertolongan kepada Allah jangan loyo, jika dirimu tertimpa musibah maka jangan katakan, “Kalau seandainya aku melakukan ini dan itu”. Namun, katakanlah, “Allah telah mentakdirkan dan apa yang Allah kehendaki pasti terjadi”. Karena sesungguhnya ucapan ‘seandainya’ akan membuka kerjaan bagi setan“. (HR Muslim no: 2664)

  1. Berusaha Husnuzhon kepada Allah dalam takdir- Nya
  2. Senantiasa berusaha untuk menjadi yang lebih baik

Allah SWT berfirman :

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. (QS. Ar-Ra’d : 11)

Kisah Teladan

Riwayat lain menyebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad akan mengerjakan shalat Ashar di Masjid Nabawi di Madinah, tiba-tiba ada seorang jamaah datang dari luar kota, menggunakan kendaraan mahal, yaitu unta berwarna merah. Orang itu melepaskan untanya tanpa diikat terlebih dahulu, kemudian memasuki masjid, mengikuti shalat jamaah.

Melihat sikap orang ini Nabi Muhammad kembali dari depan dan bertanya kepadanya: “Fulan kenapa engkau lepas untamu?” Orang itu menjawab, “Aku bertawakkal kepada Allah. Kalau Allah takdirkan untaku hilang, meskipun aku ikat pasti hilang. Dan jika Allah takdirkan unta itu tidak hilang, meskipun kami lepas ia tidak akan hilang”.

Nabi Muhammad pun bersabda: “I’qilha wa tawakkal” (tambatkanlah terlebih dahulu (untamu) kemudian setelah itu bertawakal-lah). Hadits ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi.

Tawakal bukan berarti penyerahan mutlak nasib manusia kepada Allah semata. Namun penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha manusiawi. Jelas sekali Islam memerintahkan agar kita berusaha semaksimal mungkin dalam mengusahakan sesuatu, baru kemudian bertawakal kepada Allah SWT.

Demikian Kajian Ahad edisi 1 September 2024, semoga bermanfaat.

Penutup.

Doa.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَولٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مَنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا

Artinya:

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku.

(HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133.

 

Editor: Beny

Berita Terkait

Pawai Kendaraan Hias dan Lomba Foto Akan Digelar 15 September Mendatang
Perhutani Bersama Stakeholder Patroli Bersama Cegah Karhutla di Wanayasa
Perhutani Melaksanakan Diklatsar Saka Wanabakti di Bandung
Ada Diskon Menarik untuk Pengguna Aplikasi Grab dan Gojek di Bandung Great Sale 2024
Hadirnya Majlis Ta’lim Ar- Ridhwan Menjadi Syiar dan Jalan Silaturahmi untuk Menguatkan Uhkuwah Sesama Umat
Diskon 80 persen Untuk Pembelian BBM di 4 SPBU Ini
Kajian Ahad: “Berhati-hatilah dalam Meluapkan Amarah, Kekecewaan, dan Kesedihan yang Menyebabkan Perpecahan”
150 Peserta Ikuti Putri Tari GLB Ke-2 Tingkat Nasional 2024
Berita ini 11 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 14 September 2024 - 17:57 WIB

Kolonel Kav Edward Sitorus Edukasi Anak-Anak Tentang TNI Lewat Media Sosial

Senin, 2 September 2024 - 03:51 WIB

Makin jadi idola ” Alun alun Sampang bukan hasil hutang ” pondasi membangun Sampang adalah kebersamaan.

Jumat, 30 Agustus 2024 - 23:47 WIB

Bpma Dan Medco E&P Malaka Terus Dukung Kesehatan Masyarakat Di Aceh Timur.

Senin, 26 Agustus 2024 - 13:21 WIB

Masterpiece Bistro: Destinasi Kuliner Berkelas di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Senin, 26 Agustus 2024 - 01:05 WIB

Momen Spesial di Tengah Porwanas XIV Banjarmasin

Minggu, 25 Agustus 2024 - 09:53 WIB

Ketum PWI Pusat Kunjungi Kontingen Siwo PWI DKI Jakarta, Sumardjo Masih Ingin Bermain di Porwanas 2026

Kamis, 22 Agustus 2024 - 00:49 WIB

Futsal ke Perempat Final, Tim Domino Siwo PWI DKI Jakarta Menarik Perhatian

Kamis, 22 Agustus 2024 - 00:43 WIB

Presiden Dewan Energi mahasiswa Riau minta pak Menteri ESDM Bahlil Lahadalia belajar 3 SKS kepada Sudirman Said

Berita Terbaru