BandungPunyaBerita.Com, Kota Bandung, Kajian Ahad edisi 7 Juli bersama Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri. M. Pd, terkait Surah Al-Hadid Ayat 20 dengan tema Menghindari Pesona Dunia yang Menipu dan Melenakan sebagai Upaya Mewujudkan Keharmonisan Keluarga Bahagia. Berikut Tausiyah Ust. Sofyan, yang dirangkum oleh redaksi BandungPuber. Com.
Landasan Teologis
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ٢٠
Artinya: Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS. Al-Hadid : 20).
Interpretasi Para Mufasir.
Dalam Tafsir as-Sa’di, dijelaskan,
- Allah mengabarkan hakikat dunia dan seluruh isinya, dan Allah menjelaskan kesudahan dunia dan kesudahan manusia yang menghuninya, bahwa dunia adalah “permainan dan suatu yang melalaikan.”
Firman Allah, “perhiasan,” maksudnya berhias dalam pakaian, makanan, minuman, kendaraan, rumah, istana, penampilan, dan lainnya, “dan bermegah-megahan antara kamu,” maksudnya, masing-masing orang yang memiliki tiap-tiap perhiasan dunia saling membangga-banggakan diri terhadap yang lain dan selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan di bidangnya dan yang kondisinya ternama, “serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak,” maksudnya masing-masing ingin menjadi yang terbanyak dari segi harta dan anak dari yang lain. Ini terjadi pada mereka yang gila dunia dan merasa tenang terhadap dunia.
Dalam Tafsir as-Sa’di juga disebutkan bahwa Allah membuat perumpamaan bagi dunia yaitu seperti air hujan yang turun ke bumi dan berbaur dengan tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan juga hewan, hingga ketika bumi menampakkan keindahannya. Kemudian datanglah sesuatu yang menghancurkan tanaman tersebut atas perintah dari Allah sehingga tanaman itu pun rusak, mengering dan kembali pada kondisi semula, seolah-olah sama sekali tidak pernah menghijau dan tidak pernah dilihat menarik.
Adapun amalan-amalan akhirat yang berguna dan disimpan untuk para pemiliknya yang akan selalu menemani hamba selamanya. Karena itu Allah berfirman, “Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya.”
Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan bahwa kehidupan dunia ini hanya merupakan permainan dan hiburan sementara yang cepat berlalu. Menurut beliau, dunia ini ibarat perhiasan yang digunakan hanya untuk sesaat dan menjadi kebanggaan di antara manusia dalam hal kekayaan dan keturunan.
Dunia digambarkan sebagai kesenangan yang menipu ketika dunia melalaikan seseorang dari mencari akhirat. Namun, jika dunia digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya, maka dunia menjadi sebaik-baik kesenangan dan sarana. Ini menegaskan bahwa siapa saja yang menggunakan dunia sebagai alat untuk mencapai akhirat, akan menemukan bahwa dunia berubah menjadi bekal yang mencukupi untuk mencapai kebahagiaan yang lebih besar di akhirat. Dunia yang hanya sementara ini tidak boleh membuat manusia lalai dari tugas utama mereka, yaitu beribadah dan mencari ridha Allah SWT. Kehidupan dunia hanyalah sarana untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan yang abadi.
Nilai-Nilai Pendidikan.
- Mendidik hamba-Nya agar menjadi pribadi beriman, taat dan bertakwa kepada Allah janganlah terperdaya dengan dunia yang sementara dan fana.
- Mengajarkan hamba-Nya agar berlomba-lomba dalam kebaikan, mencari ampunan, keridhaan serta rahmat Allah agar bahagia dunia dan akhirat.
- Mendidik hamba-Nya agar menjadi umat berakhlak mulia karena semua diperbuat akan dimintai pertanggungjawaban dan akan memperoleh balasan.
- Mendidik hamba-Nya agar senantiasa ibadah kepada Allah dan menghilangkan rasa hubbu dunya yang menyebabkan seseorang lalai terhadap Allah.
Hakikat dunia menurut Syekh Wahbah Zuhaili bagi orang beriman adalah sebagai tempat persinggahan sementara untuk menuju akhirat. Seyogianya menjadikan dunia sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengumpulkan bekal untuk akhirat.
Rasulullah Saw. bersabda,
الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang cerdas adalah yang bermuhasabah atas dirinya dan beramal untuk apa yang setelah kematian. Orang lemah adalah siapa saja yang dirinya mengikuti hawa nafsunya lalu ia berangan-angan terhadap Allah.” (HR Ahmad)
Hakikat dunia menurut Syekh Wahbah Zuhaili bagi orang beriman adalah sebagai tempat persinggahan sementara untuk menuju akhirat. Seyogianya menjadikan dunia sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengumpulkan bekal untuk akhirat.
Rasulullah Saw. bersabda,
الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang cerdas adalah yang bermuhasabah atas dirinya dan beramal untuk apa yang setelah kematian. Orang lemah adalah siapa saja yang dirinya mengikuti hawa nafsunya lalu ia berangan-angan terhadap Allah.” (HR Ahmad)
Kecintaan berlebihan kaum kafir terhadap dunia digambarkan dalam Al-Qur’an. Mereka suka menumpuk dan menghitung-hitung harta karena mengira itu dapat membuatnya kekal.
Allah SWT berfirman :
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ١ࣙالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ ٢يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ ٣
Celakalah setiap pengumpat lagi pencela. (2) Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. (3) Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. (QS. Al-Humazah : 1-3).
Allah tidak melarang hamba-Nya untuk memiliki dunia namun jangan sampai karena dunia mereka melupakan Allah dan lupa akan tujuannya diturunkan ke muka bumi untuk ibadah sehingga sia-sialah apa yang telah diusahakannya.
Allah SWT berfirman :
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ ١٥اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ١٦
(15) Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. (16) Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, sia-sialah apa yang telah mereka usahakan (di dunia), dan batallah apa yang dahulu selalu mereka kerjakan.(QS. Hud : 15-16).
Bagaimana Cara Menghindari Pesona Dunia yang Menipu dan Melenakan sebagai Upaya Mewujudkan Keharmonisan Keluarga Bahagia ?
- Jangan berbuat kikir
Allah SWT berfirman :
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌࣖ ١٨٠
Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran : 180)
- Mengeluarkan zakat agar harta kita suci dan membersihkan bukan menjadi petaka kelak di akhirat
Allah SWT berfirman :
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ١٠٣
Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah : 103).
- Memperbanyak amal saleh
Allah SWT berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ٩٧
Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. An-Nahl : 97).
- Menjadi orang asing dan pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya
Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ [وَعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ] وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Artinya :
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’ [dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur (pasti akan mati)].”
Dan Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma pernah mengatakan, “Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Imam Bukhari).
Rasulullah Saw juga bersabda :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim).
Kisah Teladan.
Dalam kitab Hilyatul Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’ karya Abu Nu’aim al-Fahani, terdapat sebuah kisah salah seorang kekasih Allah SWT yang suka berkeliling desa. Beliau berkeliling desa, karena takut jika suatu saat Allah SWT mengambil nyawanya, dirinya dalam keadaan terpedaya dengan dunia.
Orang tersebut adalah Al-Farrar. Waliyullah ini dikenal dengan tingkahnya yang terus bergerak, tidak mau diam karena takut dari kelalaian dan terperdaya dalam menjalani hidupnya. Sebagaimana diceritakan oleh Abdullah bin Muhammad dari Amr bin Utsman al-Makki, bahwa al-Makki pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang terus berkeliling desa yang ada di Mesir.
Al-Makki lalu bertanya, “Kenapa aku melihatmu tidak pernah diam di satu tempat?”
Al-Farrar balik bertanya, “Bagaimana mungkin orang yang sedang diincar bisa diam di satu tempat?”
Al-Makki lalu berkata, “Bukankah kamu berada di dalam genggaman-Nya di setiap tempat?”
Al-Farrar, “Benar. Tetapi aku khawatir jika aku mukim di suatu tempat, Dia mencabut nyawaku dalam keadaan terpedaya, karena bermukim dengan orang-orang yang terpedaya.”
Allah SWT sendiri telah memberi kabar bahwa para wali-Nya adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa, dalam artian hanya takut kepada Allah SWT semata bukan selain-Nya. Sebagaimana firman-Nya adalam surah Yunus ayat 62-63;
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
Waliyullah adalah orang-orang yang selalu mengingat Allah SWT, sebagaimana kisah waliyullah Al-Farrar yang selalu mengingat kematian yang merupakan kepastian dari Allah SWT. Sehingga beliau selalu merasa diawasi oleh Allah, kemudian membuatnya terus berkeliling desa agar tidak terjerumus dengan kelalaian sebab lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itulah, jangan mudah menghina dan meremehkan orang lain yang lakunya berbeda dengan orang pada umumnya. Bisa jadi orang tersebut adalah kekasih Allah SWT. Karena pada dasarnya, Allah menyebarkan para wali-Nya di tengah-tengah kita semua dengan cara menyembunyikannya.
Dan tentu saja Allah mempunyai maksud atau tujuan tersendiri, kenapa para kekasih-Nya mempunyai tingkah laku yang beragam. Salah satunya adalah menunjukkan bahwa jalan untuk menggapai ridha-Nya itu dari segala arah, tidak seragam.
Di sisi lain, kisah waliyullah yang dianggap nyeleneh adalah bentuk ujian terhadap diri manusia. Sejauh mana akhlaknya kepada sesama ciptaan-Nya, apakah mereka bisa mengambil hikmah dari sesuatu yang terjadi di depannya? Atau justru malah menghina atau meremehkan seseorang hanya karena berbeda tingkah laku dengan yang lainnya? Sebab yang berhak menghakimi hati dan tingkah laku manusia, hanyalah Allah semata.
Penutup.
Do’a :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, janganlah sampai aku tersesat atau disesatkan (syaitan atau orang jahat), tergelincir atau digelincirkan orang lain, menganiaya atau dianiaya orang lain, dan berbuat bodoh atau dibodohi orang lain.” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).
Demikian kajian Ahad edisi 7 Juli 2024 bersama Ust. Prof. Dr. H. Sofyan Syuri, M.Pd, semoga bermanfaat.
Editor: Beny