BandungPuber. Com, KBB – Wisata alam di kawasan Bandung Utara selalu banyak dikunjungi wisatawan setiap akhir pekannya,banyaknya lokasi wisata alam dan suhu udaranya yang sejuk menjadi salah satu magnet untuk memikat wisatawan.
Menurut Kepala Sub Seksi Humas KPH Bandung Utara, Endan Cahyadi,meskipun kondisi cuaca yang tak tentu tak menyurutkan para wisatawan baik lokal ataupun mancanegara untuk berkunjung ke destinasi wisata alam yang dikelola Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH).
“Untuk cuaca memang musimnya, namun tentunya ada hal preventif yang sudah dilakukan, salah satunya himbauan,” ujar Endan, Jumat (03/03/2023).
Meski saat pandemi sempat mengalami mati suri,namun kini pasca pandemi animo pengunjung ke kawasan wisata alam di Bandung Utara sangat luar biasa bahkan relatif cenderung meningkat.
Endan pun mengungkapkan pihaknya melakukan buka tutup, jika cuaca tak memungkinkan buka tutup dilakukan dan sebelumnya tentu diberi tahu kepada pengunjung bahwa cuaca tak memungkinkan untuk masuk.
“Namun sebelumnya, di medsos pun kita himbau dan disosialisasikan jauh jauh hari jika ada waktu tertentu yang tidak mungkin dikunjungi karena faktor cuaca,” tambah Endan.
Untuk melakukan monitoring kepada pengunjung di lokasi wisata,pihak KPH Bandung Utara selalu bekerjasama dengan Muspika setempat dan BPBD .
“Kita juga sampaikan ke pengunjung waktu waktu yang tidak memungkinkan untuk berkunjung,” imbuhnya.
Menurut Endan, kunjungan terhadap wisata alam di Bandung Utara selalu stabil bahkan meningkat, wisata yang banyak peminat wisatawan berkunjung yaitu Cikole dan Jayagiri Lembang.
“Pengunjung dari luar negeri juga ada, utamanya dari Singapura, tiap wekend selalu ada baik perseorangan ataupun keluarga,” terangnya.
Untuk cuaca, karena tak bisa terpredeksi dan karena karena ini wisata alam tentu dihimbau selalu hati hati kepada setiap pengunjung.
“Pengunjung juga dihimbau untuk selalu lihat ke atas takut ada angin kencang dan jika ada gejala alam yang tak mendukung untuk segera merapat ke titik kumpul yang sudah disiapkan,” pungkas Endan.
Editor: Beny