BandungPunyaBerita. Com, Dalam waktu tidak terlalu lama, seluruh umat muslim di dunia akan menggapai hari kemenangan atau Idulfitri. Malam hari jelang Idulfitri, ada kegiatan yang sangat meriah, yakni malam takbiran.
Kemeriahan malam takbiran akan terjadi, baik di kampung-kampung, hingga kota besar seperti Kota Bandung.
Malam takbiran di Bandung tidak hanya tentang perayaan, tetapi juga memiliki makna kebersamaan yang dalam. Dalam budaya Sunda, ada nilai “sauyunan”—hidup rukun dan bersama-sama. Malam takbiran menjadi waktu untuk saling berbagi kebahagiaan, baik dengan keluarga, tetangga, maupun sesama warga kota.
Selain itu, ada juga tradisi silih hampura atau saling memaafkan yang sering dilakukan pada malam takbiran. Beberapa keluarga di Bandung bahkan sudah mulai berkumpul sejak malam takbiran untuk mempersiapkan hari raya, dari memasak hidangan khas seperti ketupat dan opor hingga menyiapkan pakaian terbaik untuk keesokan harinya.
Dari masa ke masa, Kota Bandung menyambut malam takbiran dengan suasana penuh suka cita. Sejak matahari terbenam, gema takbir berkumandang dari masjid, musala, hingga jalanan kota, menandai berakhirnya bulan Ramadan dan menyambut datangnya Hari Raya Idulfitri. Bagi warga Bandung, malam takbiran bukan sekadar tradisi, tetapi juga momen kebersamaan, refleksi diri, dan perayaan yang penuh makna.
Malam takbiran di Kota Bandung memiliki banyak warna. Beberapa tradisi yang masih dijalankan oleh masyarakat antara lain:
1. Takbir di Masjid dan Musala
Masjid-masjid besar seperti Masjid Raya Bandung, Masjid Pusdai, hingga Masjid Salman ITB selalu menjadi pusat perayaan takbiran. Jamaah berkumpul untuk bertakbir bersama, diiringi suara bedug yang dipukul bertalu-talu. Banyak juga yang memilih beriktikaf dan berdoa sebagai bentuk refleksi akhir Ramadan.
2. Pawai Takbiran Keliling
Dulu, takbir keliling dengan obor dan bedug menjadi tradisi khas di Bandung. Meskipun kini lebih banyak yang menggunakan kendaraan, semangat takbiran keliling masih terasa di beberapa titik, terutama di kampung-kampung sekitar Cidadap, Ujungberung, dan Cibiru.
3. Takbiran di Alun-Alun dan Jalanan Kota
Bagi anak muda Bandung, malam takbiran juga sering dimanfaatkan untuk berkumpul di pusat kota, seperti di sekitar Alun-Alun Bandung, Jalan Asia Afrika, hingga Dago. Suasana ramai dengan suara takbir yang menggema, sementara sebagian warga memanfaatkan malam ini untuk jalan-jalan atau sekadar menikmati kuliner malam.
Malam takbiran juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal lalu lintas. Jalanan di pusat kota Bandung biasanya dipadati oleh warga yang merayakan takbiran, terutama di Jalan Braga, Dago, dan sekitar Masjid Raya Bandung. Oleh karena itu, pihak kepolisian biasanya mengatur lalu lintas dan mengimbau warga untuk merayakan malam takbiran dengan tertib dan aman.
Selain itu, beberapa masjid dan komunitas juga mengadakan takbiran online atau melalui media sosial, memungkinkan warga untuk ikut serta dari rumah masing-masing, terutama bagi mereka yang ingin menghindari keramaian.
Bagi warga Bandung, malam takbiran bukan hanya tentang suara takbir yang menggema, tetapi juga tentang perjalanan spiritual setelah sebulan berpuasa. Malam ini menjadi waktu untuk merenungi ibadah yang telah dilakukan, bersyukur atas nikmat Ramadan, serta mempersiapkan diri untuk menyambut Idulfitri dengan hati yang bersih.
Dari gemerlap kota hingga kesederhanaan di kampung-kampung, malam takbiran di Bandung selalu menyimpan cerita dan kenangan tersendiri. Suasana penuh kebersamaan, lantunan takbir yang menggema, serta harapan akan hari yang lebih baik menjadikan malam ini salah satu momen paling spesial dalam setahun.
Editor: Beny